Bang Joko, Bang Kowi, Bang Jokowi, atau Bang Widodo?
Joko Widodo sekarang telah resmi menjabat sebagai gubernur DKI. Pelantikan terhadap pria yang akrab disapa Jokowi dan pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama dilakukan di DPRD DKI, Senin (15/10).
Kini, Jokowi menjadi pimpinan tertinggi di Ibu Kota. Secara etnis, Jakarta merupakan kampung halaman orang Betawi. Panggilan "Bang" biasa diberikan orang Betawi kepada pemimpin atau orang yang dituakan.
Tak terkecuali dengan gubernur DKI. Meski mayoritas gubernur DKI berasal dari luar daerah alias bukan asli Betawi, orang nomor satu di Jakarta itu kerap diberi sebutan "Bang" di depan namanya.
Sebut saja, Bang Ali untuk panggilan Ali Sadikin (1966-1977), Bang Nolly untuk Tjokropranolo (1977-1982), Bang Wi untuk Wiyogo Atmodarminto (1987-1992), Bang Yos untuk panggilan Sutiyoso (1997-2007), dan Bang Foke untuk Fauzi Bowo (2007-2012).
Lantas, apakah Jokowi juga akan dipanggil Bang? Bang Jokowi kah? Bang Joko? atau Bang Widodo?
"Bang Jokowi, bukan Bang Wi, atau Bang Jo," kata mantan Ketua Media Center Tim Sukses Jokowi, Budi Purnomo, dalam pesan singkatnya kepada merdeka.com, Senin (15/10).
Pernyataan itu memberi sinyal gubernur DKI itu akan memiliki panggilan baru yakni "Bang Jokowi." Namun sayang, Budi tak memberi keterangan lebih lanjut soal itu.
Sementara itu, sejarawan JJ Rizal mengatakan, panggilan "Bang" tidak wajib diberikan kepada setiap gubernur DKI. Menurutnya, pemberian gelar "Bang" paling mudah didapat di Jakarta namun tidak kepada gubernur.
Sebab, seorang gubernur harus menunjukkan kinerjanya terlebih dahulu. Namun, seiring maraknya ormas Betawi pasca-reformasi, pemberian gelar "Bang" kepada gubernur DKI tak sesulit era sebelumnya.
"Kalau selain gubernur gampang dipanggil bang, tukang siomay saja dipanggil bang," kata dia kepada merdeka.com.
Dia menjelaskan, panggilan "Bang" diberikan orang Betawi kepada seseorang karena orang itu telah diterima dan dianggap sebagai anggota keluarga. Panggilan "Bang" kepada gubernur DKI pertama kali ngetren pada zaman Jakarta dipimpin oleh Ali Sadikin.
Saat itu, kepemimpinan Ali Sadikin dinilai sukses, karenanya meski ia lahir di Sumedang, Ali tetap diberi sebutan "Bang Ali.
"Bang Ali dianggap memberi banyak kesempatan dan dorongan supaya warga Betawi dan kebudayaan Betawi maju. Sebelum zaman dia kebudayaan Betawi mengalami ketidakberdayaan. Di zaman Bang Ali, dia mencari dan menemukan identitas budaya Jakarta adalah betawi," katanya.
Saat itu, Ali Sadikin melihat unsur-unsur kosmopolitanisme yang ada di budaya Betawi. Kosmopolitanisme itu salah satunya adalah sifat santun, ramah, toleran dan solidaritas yang dimiliki orang Betawi.
"Sifat-sifat itu kemudian dijadikannya sebagai identitas Jakarta yang penuh didiami orang berbagai macam etnis. Dia hendak membuat orang Jakarta menjadi Jakarta," katanya.
Menurutnya, panggilan "Bang" kepada Jokowi tak perlu dipaksakan. Hal itu lebih baik dikembalikan ke masyarakat yang menjadi raja sesungguhnya di Jakarta.
"Jadi terserah masyarakat lebih senang manggil dia (Jokowi) apa," katanya.
Terlepas dari itu semua, Jokowi kini telah resmi menjadi pemimpin Jakarta. Yang terpenting adalah pemenuhan janji kampanye yang dilontarkan Jokowi saat berkampanye dulu.
Karena, kesuksesan Jokowi memimpin dan menyelesaikan semua permasalahan yang ada di Jakarta, adalah sebuah bayaran atas semua janji kampanyenya. Saat itu terjadi, "Bang Jokowi" layak masuk ke dalam daftar gubernur DKI yang patut dikenang karena prestasinya.
Selamat bertugas Bang Jokowi.
sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=16972143