Latest News

Showing posts with label astronomi. Show all posts
Showing posts with label astronomi. Show all posts

Friday, October 5, 2012

Penyanyi 24 Tahun Ini Memacari Gadis Cilik Berusia 12 Tahun

Usia mereka terpaut 12 tahun

Cerita ini berawal ketika Zhang Muyi menjadi pelatih vokal ketika Miki yang berwajah cantik ini masih berusia 8 tahun. Khalayak ramai banyak yang tidak percaya dengan hubungan percintaan mereka apalagi perbedaan usia mereka terpaut dua kali lipt, dan Miki masih di bawah umur!

Miki (kiri) kala merayakan ultahnya bersama Muyi

Yang mengejutkan adalah ketika Miki yang notabene berusia 12 tahun itu menyinggung soal pernikahan. Dia berjanji akan menerima pinangan Zhang Muyi jika sudah cukup umur. “Tunggu sampai aku cukup umur untuk menikahimu dan aku akan berkata, “Aku bersedia”, tulisnya di laamn jejaring sosial tak lama usai merayakan ulang tahunnya yang ke-12. “Aku tak sabar menunggu 4 kali ulang tahunmu berikutnya untuk memuluskan jalan. Aku akan menghitung mundur satu per satu.” balas Zhang Muyi.

Kedua insan ini tengah dimabuk cinta

Walau banyak dikecam berbagai pihak, mereka berdua tetap memastikan tekad mereka untuk saling mempertahankan cintanya satu sama lain. Duh, sudah seperti orang dewasa saja.

Mereka berencana menikah 4 tahun lag


sumber : http://www.memobee.com/index.php?do=c.every_body_is_journalist&idej=6315

Monday, September 3, 2012

Planet Hunian Alien Sudah Ditemukan?

Astronom mengklaim telah menemukan dua planet "alien" (asing) yang berputar di sepasang bintang. Astronom mengatakan bahwa sepasang bintang ini merupakan sistem tata surya dengan matahari kembar yang menyerupai dunia fiksi Luke Skywalker (star wars), Tatooine.

Dilansir MSN, Sabtu (1/9/2012), sebagian besar bintang seperti matahari dan planet-planet, termasuk bumi, bukan merupakan bintang yang "lajang" (bintang tunggal).  Astronom mengungkapkan bahwa matahari memiliki pasangan yang mengorbit satu sama lain.


Ilmuwan menemukan planet dalam sistem biner, yang disebut planet circumbinary dengan dua matahari seperti Tatooine dalam kisah Star Wars. Untuk menemukan planet circumbinary, astronom menganalisis data dari teleskop luar angkasa Kepler NASA.

Teleskop luar angkasa tersebut telah mendeteksi lebih dari 2.300 potensi planet alien sejak peluncurannya pada Maret 2009. Hingga saat ini, Kepler berhasil mendeteksi empat sistem dengan planet circumbinary, Kepler-16, 34, 35 dan 38.

Ilmuwan kini mengumumkan deteksi dari Kepler-47, yaitu sistem pertama terkait planet asing yang melingkari sepasang bintang. Bintang dan planetnya tersebut, disebut Kepler-47b dan Kepler-47c, yang berdiam sekira 5000 tahun cahaya di konstelasi Cygnus.

"Kepler-47 menunjukkan kepada kami bahwa bintang biner memiliki kedekatan dengan sistem planet, seperti yang kami lihat di bintang tunggal," ujar peneliti Jerome Orosz di San Diego Sate University kepada SPACE.com.

Menurutnya, Sebagian besar bintang di galaksi berada dalam biner atau beberapa sistem tertinggi. Sehingga, fakta bahwa planet dapat hadir dalam sistem jenis ini adalah penting.

"Jika kami dibatasi untuk mencari planet di sekitar bintang tunggal, kami akan kehilangan sebagian besar bintang di galaksi," pungkasnya.

Catatan
Analisa dan teori planet asing tersebut sebagai tempat tinggal alien masih perlu dipertanyakan. Perlu banyak penelitian dan pembuktian akan hal tersebut. Yang pasti, temuan bintang kembar dan planet lain yang memiliki sumber kehidupan seperti bumi merupakan lompatan besar dalam bidang sains astronomi.



 
Sumber:
scoop.it

Sunday, September 2, 2012

Cara Membedakan Cahaya Bintang dan Planet di Malam Hari

Salah satu obyek paling menarik di langit malam bagi astronom amatir adalah planet-planet besar di tata surya. Paling tidak, ada empat planet utama yang bisa diamati dengan jelas, yakni Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus.

Namun, untuk mengamati planet-planet tersebut, seorang pengamat harus bisa membedakan penampakan planet dan bintang di langit malam. Bagi mata orang awam, seluruh obyek tampak sama, berupa titik cahaya yang bertebaran di langit dan secara umum disamakan sebagai "bintang".


Padahal, ada perbedaan mendasar antara planet dan bintang. Salah satunya, bintang memancarkan cahaya sendiri (Matahari adalah sebuah bintang), sedangkan planet terlihat bercahaya karena memantulkan cahaya Matahari (seperti Bulan).

Ada beberapa cara membedakan planet dan bintang di langit malam dengan mata telanjang tanpa bantuan alat. Setelah mata telanjang bisa mengenali mana planet dan mana bintang, baru orang dapat meneropong planet yang ingin diamati. Beberapa caranya adalah:


1. Cahaya planet tampak lebih terang dan ukurannya lebih besar dibandingkan dengan bintang.

Hal ini karena letak mereka lebih dekat dibandingkan dengan jarak bintang. Salah satu contoh planet yang paling mudah dikenali adalah Venus. Biasanya tampak sesaat setelah Matahari tenggelam dan menjelang Matahari terbit. planet Venus sering disebut "Bintang Fajar" atau "Bintang Kejora" karena cahayanya sangat cemerlang. Adapun planet Mars dapat dikenali dari cahayanya yang berwarna kemerahan.


2. Cahaya bintang tampak berkelap-kelip, sedangkan cahaya planet cenderung tidak berkelap-kelip.

Letak bintang sangat jauh dari Bumi sehingga cahaya yang tiba di permukaan Bumi sudah sangat lemah dan mudah terganggu turbulensi udara di atmosfer. Turbulensi udara ini bisa membiaskan atau membelokkan cahaya sehingga cahaya bintang tampak berkelap-kelip.

Sedang cahaya dari planet cenderung lebih stabil karena planet lebih dekat sehingga cahaya yang sampai di permukaan Bumi "lebih banyak". Gangguan turbulensi udara di atmosfer juga tak terlalu berpengaruh.


3. Planet terlihat bergerak terhadap latar belakang bintang-bintang yang lain. 

Apabila pengamatan dilakukan beberapa hari berturut-turut, akan terlihat posisi planet akan berpindah dari hari ke hari (waktu terbit atau tenggelam akan berbeda dari hari ke hari).

Hal ini disebabkan gerakan Bumi mengelilingi Matahari sehingga posisi planet-planet itu akan terlihat bergeser pada hari yang berbeda. Karakter ini juga dapat dijadikan patokan untuk membedakan planet dan bintang.

Sumber :
astronomi.us

Saturday, August 25, 2012

Berapa Lama Untuk Mencapai Mars dari Bumi?

Planet Mars merupakan salah satu objek langit yang bisa dilihat dengan mata telanjang di malam hari yang cerah. Setiap dua tahun sekali, Mars dan Bumi saling mendekati satu sama lain. Hal itu disebut dengan Opposition, yaitu saat Mars berada lebih dekat 55 juta km dari Bumi.


Waktu yang diperlukan bagi sebuah wahana untuk menempuh perjalanan dari Bumi ke Mars berkisar antara 150-300 hari tergantung pada kecepatan peluncuran, penyelarasan Bumi dan Mars, dan panjang jarak dari perjalanan tersebut untuk mencapai target.

Pesawat atau wahana pertama buatan manusia yang pergi ke Mars yaitu Marine 4 yang diluncurkan pada 28 November 1964 dan sampai di Mars pada 14 Juli 1965. Marine 4 berhasil mengambil 21 foto. Total waktu penerbangan adalah 228 hari

Kesuksesan tersebut diikuti oleh Marine 6 yang diluncurkan pada 25 Februari 1969 dan sampai di Mas tanggal 31 Juli 1969. Waktu penerbangan hanya 156 hari. Marine 7 juga berhasil sampai di Mars dengan waktu tempuh hanya 131 hari.

Marine 9 sebagai satelit pertama yang berhasil masuk ke orbit Mars diluncurkan pada 30 Mei 1971 dan sampai pada 13 November 1971 dengan waktu tempuh 167 hari.

Dari situlah perkiraan lamanya waktu tempuh ke Mars antara 150-300 hari. Namun ada juga yang bisa lebih lama dari 300 hari. Berikut ini contohnya:

1. Viking 1 (1976) = 335 hari
2. Viking 2 (1976) = 360 hari
3. Mars Reconnaissance Orbiter (2006) = 210 hari
4. Phoenix Lander (2008) = 295 hari
5. Curiosity Lander (2012) = 253 hari

Dikutip dari universetoday.com, dengan kecepatan roket 20 ribu km per jam maka lamanya waktu tempuh seharusnya bisa 115 hari. Tapi kenapa bisa sampai 1 tahun? Hal ini disebabkan tidak bisa menempuh garis lurus untuk menuju ke sana.

Bumi dan Mars yang mengorbit matahari selalu bergerak dan berpindah posisi. Sehingga wahana atau roket tersebut perlu mengikuti ke mana posisi planet tujuannya.

Kendala lainnya adalah bahan bakar. Dibutuhkan jumlah bahan bakar yang sangat banyak dan itu cukup menyulitkan. Karena itulah ilmuwan NASA menggunakan sebuah metode yang disebut dengan Hohmann Transfer Orbit atau Minimum Energy Transfer Orbit. Hal itu bertujuan untuk mengirim pesawat luar angkasa dari Bumi ke Mars dengan kebutuhan bahan bakar seminim mungkin. 

Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh Walter Hohmann pada tahun 1925. Wahana yang diluncurkan akan mengrobit dengan lintasan yang lebih panjang dari pada lintasan Bumi mengelilingi Matahari untuk kemudian akan bertemu dengan orbit Mars di saat yang bersamaan. Hal itu tentunya bisa lebih cepat dan lebih hemat.

Saat ini para insinyur NASA juga tengah mengembangkan mesin roket yang lebih canggih untuk kegiatan eksplorasi planet yang lebih jauh lagi.


Friday, August 10, 2012

Ahli Temukan Bumi Kedua di Tata Surya Asing

Headline

Sistem yang memiliki susunan seperti tata surya kita ditemukan seribu tahun cahaya dari Bumi. Temuan ini menawarkan potensi tempat hidup.

Di tata surya ini, sekelompok planet memiliki susunan serupa tata surya kita. Demikian dikatakan Dr Roberto Sanchis-Ojeda dari Massachusetts Institute of Technology, AS,seperti dikutip Dailymail.

Pada tata surya kita, khatulistiwa matahari dan planet berada pada posisi hampir sejajar, paparnya. Bedanya, di tata surya asing ini, hanya ada tiga planet sedangkan di tata surya manusia ada delapan planet.

Sistem yang diberi nama Kepler-30 ini diketahui aktif secara magnetis dan tertutup bintik bintang.

“Barisan planet ini menawarkan pandangan pada masa depan sains planet luar,” tutup Drake Deming dari University of Maryland, AS.

Sumber :
inilah.com

Wednesday, July 25, 2012

Bagaimanakah Cara Astronom Mengetahui Bentuk Galaksi Bimasakti?

Bumi berada di dalam Tata Surya yang juga berdiam dalam galaksi yang kita kenal dengan nama Bimasakti. Tapi, pertanyaannya bagaimana para astronom bisa mengetahui bentuk galaksi Bimasakti dan memotretnya kalau kita masih belum mampu menerbangkan wahana sampai ke luar Tata Surya?


Foto: spacestationinfo.com

Sekarang mari kita analogikan dengan mempelajari rumah kita sendiri. Bayangkan kamu berada dalam rumah yang terkunci dan kamu tak pernah bisa keluar dari rumah itu. Jadi kamu pun tidak akan tahu bagaimana bentuk rumahmu secara utuh. Tapi bukan berarti kamu tidak bisa mengetahui bentuk rumahmu.

Dari dalam rumah kamu bisa mengamati setiap sisi dan sudut. Kita tahu seperti apa kira-kira bentuk temboknya, atapnya, jendelanya. Kemudian kita juga bisa melihat rumah-rumah lain dari balik jendela.

Maka kita pun bisa membandingkan dengan rumah-rumah tetangga dan mencari kira-kira rumah kita mirip yang mana. Maka kemudian kita pun bisa menggambarkan seperti apa rumah kita.

Demikian juga bentuk Bimasakti. Meskipun kita tidak bisa memotret seluruh galaksi Bimasakti dari “atas”, tapi dari Bumi kita bisa melihat ke arah pusat galaksi Bimasakti untuk mengenal seperti apa bentuknya dan kemudian juga memotret sisi Bimasakti dari dalam galaksi Bimasakti itu sendiri.

Kemudian kita bandingkan dengan galaksi lainnya yang kita lihat dan akhirnya bisa memprediksi seperti apa bentuknya tanpa harus keluar dari Bimasakti.


Foto: uni.edu


Apakah kemudian bentuk itu sesuai kenyataan?

Dari pengamatan dan membandingkan Bimasakti dengan struktur galaksi lain sehingga akhirnya bisa diketahui juga kalau Bimasakti merupakan galaksi spiral. Dan kita juga punya contoh galaksi spiral lainnya sehingga bisa diperkirakan seperti apa bentuk Bimasakti.

Paling tidak, berdasar data-data ilmiah, bisa dikatakan sesuai, itu adalah kebenaran ilmiah, yang bisa dipertanggungjawabkan.

Dan untuk foto-foto Bimasakti yang kita lihat selama ini adalah foto-foto yang diambil dari Bumi yang bersama Matahari berada di salah satu lengan spiralnya ke arah pusat Galaksi.


Mengapa para astronom demikian yakin?

Ketika kita melihat Bimasakti dari dalam, kita bisa melihat ke arah pusat galaksi yang ternyata seperti garis tipis panjang. Bentuknya mirip cakram dan bukannya ellipsoid. Bentuk “bulge” atau tonjolan pada pusat galaksi seperti ini biasanya dimiliki oleh galaksi spiral.

Selain itu kecepatan gerak bintang dan gas di dalam Bimasakti menunjukkan gerak rotasi yang lebih besar dari gerak acak. Ini merupakan ciri lain dari galaksi spiral. Karena itu kita bisa mengetahui bahwa galaksi Bimasakti punya bentuk seperti galaksi spiral lainnya.


Sumber :
pengembara angkasa - langitselatan.com

Saturday, July 7, 2012

Inikah Bentuk Mahluk Planet yang Asli?

Bentuk alien sebenarnya seperti ubur-ubur, bukan seperti yang selama ini kita lihat di film-film Hollywood.

dailymail.co.uk/PA

Kaget? Pastinya. Walah baru sebatas dugaan, tetap inilah teori terbaru yang diklaim seorang ilmuwan, Maggie Aderin-Pocock (Ahli Satelit dan Penasihat Pemerintah).

Alasannya, menurut Maggie, mahluk planet tidak berasal dari unsur karbon seperti manusia, melainkan silikon. Sehingga, alien bisa menyerap cahaya, bisa beradaptasi dengan berbicara lewat gelombang cahaya. Pokoknya serba beda dari manusia.

"imajinasi yang kita alami dibatasi oleh apa yang kita lihat di sekitar kita dan penerimaan konvensional, bahwa hidup (bentuk kehidupan) berbasis karbon dan membutuhkan air. Tapi beberapa peneliti melakukan pekerjaan yang menarik, bermain dengan ide-ide seperti  bentuk kehidupan berbasis silikon yang berkembang di planet lain, karena lingkungannya sangat berbeda dari bumi," papar Maggie.

Dr. Maggie Aderin-Pocock juga mengungkapkan, sebenarnya peneliti astronomi belum bisa menemukan kehidupan lain walau telah mengamati milyaran planet di galaksi Bima Sakti saja.


dailymail.co.uk/PA 


Bahkan, berkomunikasi melintasi tata surya merupakan tantangan besar. Misalnya, pesawat ruang angkasa Voyager 1, yang telah membawa rekaman salam dari Bumi pada perjalanan melalui tata surya sejak tahun 1977, saat ini baru saja akan meninggalkan tata surya di belakang dan menuju ruang dalam. Dan, belum ada laporan tentang komunikasi dengan alien dari planet lain.

Kemungkinan, menurut Maggie, kalaupun ada mahluk di planet lain belum tentu memiliki kecerdasan yang melebihi manusia. Bisa jadi mereka tidak cukup cerdas untuk dapat berkomunikasi dengan manusia.

Maka yang jadi permasalahan bukanlah eksistensi mahluk di planet lain, melainkan bagaimana cara mengetahui dan bisa berkomunikasi dengan mereka.

Ya, ilmuwan masih terus mencari dan mencari.




Sumber:

Tags

Recent Post