Permen karet dipasarkan bukan untuk ditelan tapi terkadang bisa tidak sengaja tertelan, terutama pada anak-anak. Lantas apa yang terjadi bila permen karet tak sengaja masuk ke dalam tubuh?
Ada mitos yang sering digunakan untuk menakuti anak-anak, yang menyebutkan bahwa menelan permen karet dapat membuatnya tetap berada di dalam usus selama 7 tahun sebelum akhirnya dicerna.
Sebuah kisah menakutkan bahkan menceritakan bahwa permen karet yang tertelan bisa membungkus jantung dengan sendirinya. Benarkah demikian?
Permen karet sebenarnya terbuat dari karet dasar, pemanis, pewarna dan penambah rasa. Karet dasar yang mudah dicerna biasanya terbuat dari campuran elastomer, resin, lemak, emulsifier dan lilin.
Perut memang tidak dapat memecah permen karet sebagaimana yang dilakukan terhadap makanan lain. Namun sistem pencernaan memiliki cara lain untuk menangani benda-benda yang Anda telan.
Usus akan terus bergerak dan menggerakkan permen karet hingga membuatnya melewati usus dan keluar dari ujung sistem pencernaan, seperti dilansir Dailymail.
Jadi, permen karet bisa berakhir di kamar mandi satu atau dua hari kemudian. Meskipun permen karet lengket, tapi biasanya tidak bisa mengalahkan kekuatan yang dimiliki usus.
Air ludah akan berupaya mencerna permen karet segera setelah benda lengket itu dimasukkan ke dalam mulut. Meskipun yang dicerna kebanyakan adalah pemanis dan tambahan lainnya, tapi banyak juga bahan dasar permen karet yang ikut dicerna.
Kemudian permen karet akan turun ke otot perut, yang berkontraksi seperti gerakan cacing tanah, yang kemudian perlahan-lahan memaksanya melewati sistem pencernaan.
Namun permen karet bisa berbahaya bila yang tertelan dalam jumlah banyak atau dalam ukuran yang besar dan dalam waktu yang singkat.
Kondisi ini bisa menyebabkan penyumbatan dalam sistem pencernaan, yang paling sering terjadi pada anak-anak karena saluran pencernaannya berdiameter kecil. Tapi kasus tersebut sangat jarang terjadi.
Jadi apa yang harus dilakukan bila tidak sengaja menelan permen karet?
1. Segera minum air putih yang banyak. Hal ini menghindari agar permen karet tidak menutup kerongkongan yang menyebabkan tersedak, terutama pada anak-anak.
2. Untuk cepat mengeluarkan permen karet dari tubuh, juga bisa dibantu dengan makanan. Makanan akan membantu mendorong permen karet sehingga gerakan peristaltik dari usus semakin cepat mengeluarkannya dari tubuh.
Sumber :
detik.com
Showing posts with label sains. Show all posts
Showing posts with label sains. Show all posts
Tuesday, September 11, 2012
Thursday, September 6, 2012
Protein 'Hulk', Perbesar Otot Tanpa Harus Olahraga
Untuk dapat memperbesar otot, pria biasanya harus mau bersusah-susah dahulu di tempat fitnes. Tapi kini peneliti telah menemukan protein baru yang dikenal dengan protein 'Hulk', yang bisa memperbesar otot tanpa harus bersusah payah latihan.
Peneliti Australia telah menemukan cara untuk memblokir protein 'Hulk', yang disebut Grb10, dalam rahim sehingga dapat mengembangkan otot lebih besar dan lebih kuat di kemudian hari.
Temuan terbaru yang dipublikasikan dalam FASEB Journal, menunjukkan bahwa protein Grb10 mengatur pengembangan otot, dan mungkin memiliki implikasi penting untuk berbagai kondisi yang berkaitan dengan pengecilan otot seperti cedera, distrofi otot, diabetes tipe 2 dan peradangan otot.
"Dengan mengidentifikasi mekanisme baru yang mengatur pembangunan otot, pekerjaan kami telah mengungkapkan strategi baru yang potensial untuk meningkatkan massa otot," jelas penulis studi, Lowenna J. Holt dari Diabetes and Obesity Research Program di Garvan Institute of Medical Research, Sydney, Australia, seperti dilansir medicaldaily.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji coba pada hewan tikus. Holts dan timnya membandingkan dua kelompok tikus, yakni kelompok eksperimen yang memiliki gangguan pada gen Grb10 sehingga benar-benar berotot, dengan kelompok kontrol dengan Grb10 fungsional yang memiliki otot-otot normal.
Setelah memeriksa otot-otot tikus baik dewasa dan bayi, peneliti menemukan bahwa perubahan yang disebabkan oleh hilangnya fungsi Grb10 terutama terjadi selama perkembangan janin. Tak hanya itu, peneliti menemukan tikus pada kelompok eksperimen memiliki lebih banyak serat otot.
Meskipun memblokir protein ini dapat memperbesar otot tanpa harus olahraga, namun peneliti mengingatkan 'resep klasik' untuk memperbesar otot masih berlaku.
"Jika Anda ingin otot-otot besar, resep klasik masih berlaku seperti mengangkat benda berat, makan dan tidur tepat serta memeriksa hormon. Namun studi ini menunjukkan bahwa ketika kita memahami ilmu dasar tentang bagaimana serat otot tumbuh dan berkembang biak, kita akan mampu mengangkat beban penyakit otot bagi banyak pasien," jelas Dr. Gerald Weissmann, pemimpin redaksi FASEB Journal.
Sumber :
health.detik.com
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Peneliti Australia telah menemukan cara untuk memblokir protein 'Hulk', yang disebut Grb10, dalam rahim sehingga dapat mengembangkan otot lebih besar dan lebih kuat di kemudian hari.
Temuan terbaru yang dipublikasikan dalam FASEB Journal, menunjukkan bahwa protein Grb10 mengatur pengembangan otot, dan mungkin memiliki implikasi penting untuk berbagai kondisi yang berkaitan dengan pengecilan otot seperti cedera, distrofi otot, diabetes tipe 2 dan peradangan otot.
"Dengan mengidentifikasi mekanisme baru yang mengatur pembangunan otot, pekerjaan kami telah mengungkapkan strategi baru yang potensial untuk meningkatkan massa otot," jelas penulis studi, Lowenna J. Holt dari Diabetes and Obesity Research Program di Garvan Institute of Medical Research, Sydney, Australia, seperti dilansir medicaldaily.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji coba pada hewan tikus. Holts dan timnya membandingkan dua kelompok tikus, yakni kelompok eksperimen yang memiliki gangguan pada gen Grb10 sehingga benar-benar berotot, dengan kelompok kontrol dengan Grb10 fungsional yang memiliki otot-otot normal.
Setelah memeriksa otot-otot tikus baik dewasa dan bayi, peneliti menemukan bahwa perubahan yang disebabkan oleh hilangnya fungsi Grb10 terutama terjadi selama perkembangan janin. Tak hanya itu, peneliti menemukan tikus pada kelompok eksperimen memiliki lebih banyak serat otot.
Meskipun memblokir protein ini dapat memperbesar otot tanpa harus olahraga, namun peneliti mengingatkan 'resep klasik' untuk memperbesar otot masih berlaku.
"Jika Anda ingin otot-otot besar, resep klasik masih berlaku seperti mengangkat benda berat, makan dan tidur tepat serta memeriksa hormon. Namun studi ini menunjukkan bahwa ketika kita memahami ilmu dasar tentang bagaimana serat otot tumbuh dan berkembang biak, kita akan mampu mengangkat beban penyakit otot bagi banyak pasien," jelas Dr. Gerald Weissmann, pemimpin redaksi FASEB Journal.
Sumber :
health.detik.com
Tuesday, September 4, 2012
Deja Vu yang Masih Menjadi Misteri...
Pernah mengalami situasi yang secara sadar kamu mengenal betul situasi itu, dan yakin telah kamu lalui sebelumnya? Atau mungkin mengalami suatu situasi saat kamu bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya dan kemudian hal itu benar-benar terjadi seperti yang kamu rasakan karena telah kamu lalui sebelumnya? Jika kamu pernah mengalami hal-hal tersebut, itulah yang dinamakan Deja vu.
Apakah Deja vu itu?
Deja vu, diambil dari Bahasa Perancis, adalah suatu perasaan ketika seseorang mengalami sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya. Singkatnya, deja vu berarti, "pernah mengalami."
Deja vu merupakan peristiwa di mana seseorang merasa yakin telah mengalami situasi baru sebelumnya. Selama mengalami sebuah situasi baru, seseorang merasakan suatu kesamaan dengan sesuatu yang dialami di masa lalu. Seseorang merasa telah melalui hal yang sama baru saja terjadi di masa lalu atau telah melihat hal itu dalam mimpinya.
Istilah Deja vu ini pertama kali diperkenalkan oleh Emile Boirac yang merupakan seorang peneliti di bidang psikologi berkebangsaan Perancis. Kebanyakan mereka yang mengalami Deja vu mengklaim telah melihat sesatu dalam mimpi mereka atau sangat yakin telah melihat itu beberapa waktu yang lalu.
Sekelompok orang mengasosiasikannya dengan gangguan pada otak sedangkan lainnya menghubungkan Deja vu dengan kehidupan lain di masa lalu. Apa sih sebenarnya Deja vu ini? Mari kita telusuri bersama.
Deja vu merupakan peristiwa di mana seseorang merasa yakin telah mengalami situasi baru sebelumnya. Selama mengalami sebuah situasi baru, seseorang merasakan suatu kesamaan dengan sesuatu yang dialami di masa lalu. Seseorang merasa telah melalui hal yang sama baru saja terjadi di masa lalu atau telah melihat hal itu dalam mimpinya.
Istilah Deja vu ini pertama kali diperkenalkan oleh Emile Boirac yang merupakan seorang peneliti di bidang psikologi berkebangsaan Perancis. Kebanyakan mereka yang mengalami Deja vu mengklaim telah melihat sesatu dalam mimpi mereka atau sangat yakin telah melihat itu beberapa waktu yang lalu.
Sekelompok orang mengasosiasikannya dengan gangguan pada otak sedangkan lainnya menghubungkan Deja vu dengan kehidupan lain di masa lalu. Apa sih sebenarnya Deja vu ini? Mari kita telusuri bersama.
Beberapa Jenis Deja vu
Deja Senti: perasaan ini merujuk pada sesuatu "yang sudah dirasakan". Hal itu merupakan fenomena kejiwaan dan para peneliti meyakini bahwa sesuatu yang telah dirasakan di masa lalu itu sangat mirip dengan yang dirasakan saat ini. Kesamaan pada kedua pengalaman tersebut membuat seseorang merasa bahwa dia telah merasakan hal yang sama di masa lalu.
Deja Vecu: suatu perasaan bahwasanya segala sesuatu yang sedang terjadi baru saja itu identik dengan apa yang terjadi sebelumnya serta satu gagasan tidak wajar tentang apa yang akan terjadi berikutnya. Diterminologikan sebagai Deja vecu. Seseorang yang mengalami perasaan Deja vecu mengklaim telah mengetahui apa yang sedikit lagi akan terjadi dan kadang kala merasa telah mengingat hal tersebut.
Deja Visite: bentuk Deja vu ini merupakan suatu perasaan pernah mengunjungi suatu tempat yang benar-benar baru. Seseorang yang mengalami bentuk Deja vu ini mengklaim memiliki pengetahuan tentang sebuah tempat yang belum dikunjungi. Seseorang mengklaim mengetahui letak geografi suatu tempat, ketika dia belum pernah ke sana dalam kenyataannya.
Para peneliti telah lama mencari berbagai sebab di balik Deja vu. Mereka mengasosiasikan penyakit-penyakit seperti schizophrenia, kegelisahan atau gangguan neurologi lainnya. Para peneliti belum mencapai kesuksesan dalam membangun hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan Deja vu.
Namun, para peneliti telah menemukan bahwa Deja vu bisa saja merupakan hasil dari kegagalan sistem kelistrikan otak. Deja vu dipercaya sebagai suatu sensasi yang salah pada ingatan atau memori.
Beberapa obat-obatan juga dipercaya sebaga salah satu faktor yang memicu Deja vu. Obat-obatan seperti amantadine dan phenylpropanolamine telah diteliti sebagai penyebab perasaan Deja vu. Beberapa obat-obatan bisa menyebabkan aksi hyperdopaminergic pada area mesial temporal otak yang menyebabkan Deja vu.
Deja Vecu: suatu perasaan bahwasanya segala sesuatu yang sedang terjadi baru saja itu identik dengan apa yang terjadi sebelumnya serta satu gagasan tidak wajar tentang apa yang akan terjadi berikutnya. Diterminologikan sebagai Deja vecu. Seseorang yang mengalami perasaan Deja vecu mengklaim telah mengetahui apa yang sedikit lagi akan terjadi dan kadang kala merasa telah mengingat hal tersebut.
Deja Visite: bentuk Deja vu ini merupakan suatu perasaan pernah mengunjungi suatu tempat yang benar-benar baru. Seseorang yang mengalami bentuk Deja vu ini mengklaim memiliki pengetahuan tentang sebuah tempat yang belum dikunjungi. Seseorang mengklaim mengetahui letak geografi suatu tempat, ketika dia belum pernah ke sana dalam kenyataannya.
Para peneliti telah lama mencari berbagai sebab di balik Deja vu. Mereka mengasosiasikan penyakit-penyakit seperti schizophrenia, kegelisahan atau gangguan neurologi lainnya. Para peneliti belum mencapai kesuksesan dalam membangun hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan Deja vu.
Namun, para peneliti telah menemukan bahwa Deja vu bisa saja merupakan hasil dari kegagalan sistem kelistrikan otak. Deja vu dipercaya sebagai suatu sensasi yang salah pada ingatan atau memori.
Beberapa obat-obatan juga dipercaya sebaga salah satu faktor yang memicu Deja vu. Obat-obatan seperti amantadine dan phenylpropanolamine telah diteliti sebagai penyebab perasaan Deja vu. Beberapa obat-obatan bisa menyebabkan aksi hyperdopaminergic pada area mesial temporal otak yang menyebabkan Deja vu.
Deja Vu dalam lab
Baru-baru ini, sebuah eksperimen pada tikus mungkin dapat memberi pencerahan baru mengenai asal-usul deja vu yang sebenarnya.
Susumu Tonegawa, seorang neuroscientist MIT, membiakkan sejumlah tikus yang tidak memiliki dentate gyrus, sebuah bagian kecil dari hippocampus, yang berfungsi normal. Bagian ini sebelumnya diketahui terkait dengan ingatan episodik, yaitu ingatan mengenai pengalaman pribadi kita.
Ketika menjumpai sebuah situasi, dentate gyrus akan mencatat tanda-tanda visual, audio, bau, waktu, dan tanda-tanda lainnya dari panca indra untuk dicocokkan dengan ingatan episodik kita. Jika tidak ada yang cocok, situasi ini akan ‘didaftarkan’ sebagai pengalaman baru dan dicatat untuk pembandingan di masa depan.
Menurut Tonegawa, tikus normal mempunyai kemampuan yang sama seperti manusia dalam mencocokkan persamaan dan perbedaan antara beberapa situasi.
Menurut Tonegawa, tikus normal mempunyai kemampuan yang sama seperti manusia dalam mencocokkan persamaan dan perbedaan antara beberapa situasi.
Namun, seperti yang telah diduga, tikus-tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer: kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.
Otak manusia merupakan organ yang kompleks dan sangat menarik. Sudah merupakan kecenderungan, bahwa otak untuk menarik kesimpulan dari berbagai situasi yang berbeda. Otak seringkali mencoba untuk bereksperimen mereproduksi suatu situasi yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Oleh karena itu antisipasi beberapa kejadian oleh seseorang bisa membuat orang tersebut berpikir bahwa dia telah mengalami suatu kejadian yang sama di masa lalu.
Yang menarik di sini, bisa saja terjadi bahwa salah satu dari mata kita melihat sesuatu sebelum mata yang lain. Satu mata merekam kejadian sebelumnya. Mata yang lainnya, yang merekam kejadian yang sama beberapa milidetik kemudian, membuat otak merasakan ingatan.
Salah satu mata merasakan sesuatu dan otak mengartikannya. Mata lain yang tertinggal beberapa milidetik merasakan hal yang sama dan mengirim gambar tersebut ke otak. Begitu otak merasakan hal yang sama beberapa milidetik kemudian, orang tersebut merasa bahwa dia telah melihat itu sebelumnya. Namun gagasan ilmiah ini tidak dapat menjadi alasan tepat untuk Deja vu karena orang yang hanya memiliki satu mata juga mengalami Deja vu.
Pada akhirnya, deja vu masih jadi misteri ilmu pengetahuan. Beberapa teori terkait dengan Deja vu pada kemampuan fisik tertentu yang dimiliki manusia. Di lain pihak, orang lain mengatakan bahwa perasaan Deja vu merupakan hasil dari kehidupan lain di masa lalu.
Yang menarik di sini, bisa saja terjadi bahwa salah satu dari mata kita melihat sesuatu sebelum mata yang lain. Satu mata merekam kejadian sebelumnya. Mata yang lainnya, yang merekam kejadian yang sama beberapa milidetik kemudian, membuat otak merasakan ingatan.
Salah satu mata merasakan sesuatu dan otak mengartikannya. Mata lain yang tertinggal beberapa milidetik merasakan hal yang sama dan mengirim gambar tersebut ke otak. Begitu otak merasakan hal yang sama beberapa milidetik kemudian, orang tersebut merasa bahwa dia telah melihat itu sebelumnya. Namun gagasan ilmiah ini tidak dapat menjadi alasan tepat untuk Deja vu karena orang yang hanya memiliki satu mata juga mengalami Deja vu.
Pada akhirnya, deja vu masih jadi misteri ilmu pengetahuan. Beberapa teori terkait dengan Deja vu pada kemampuan fisik tertentu yang dimiliki manusia. Di lain pihak, orang lain mengatakan bahwa perasaan Deja vu merupakan hasil dari kehidupan lain di masa lalu.
Sumber:
Saturday, September 1, 2012
Jarang Gosok Gigi Bikin Orang Cepat Pikun
Dampak yang langsung dirasakan ketika orang malas gosok gigi mungkin hanya bau mulut, infeksi dan rasa nyeri. Namun dampak jangka panjang jauh lebih mengerikan sebab ternyata juga bisa mempengaruhi fungsi otak jadi lebih cepat pikun.
Sebuah penelitian di University of California menunjukkan bahwa kebiasaan gosok gigi berhubungan dengan risiko pikun di usia lanjut. Orang yang tidak setiap hari gosok gigi, risikonya 65 persen lebih tinggi untuk pikun dibanding kalau gosok gigi 3 kali sehari.
"Sangat dimungkinkan bahwa kebiasaan dalam menjaga kesehatan mulut mempengaruhi apakah kelak akan pikun atau tidak," kata Annlia Paganini-Hill, ilmuwan yang memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip dari Indiavision.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Geriatrics Society tersebut melibatkan sedikitnya 5.500 warga sebuah komunitas pensiunan di California. Para partisipan diamati dalam rentang waktu antara tahun 1992 hingga tahun 2010.
Selama kurang lebih 18 tahun kemudian, 1.145 orang mengalami gejala yang menunjukkan ciri-ciri demensia atau pikun. Dari 78 partisipan yang gosok gigi kurang dari sekali sehari di tahun 1992, 21 orang di antaranya terdiagnosis pikun pada tahun 2010.
Angka tersebut menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 4 partisipan yang jarang gosok gigi akan mengalami pikun. Sebagai pembanding, partisipan yang menggosok gigi minimal 1 kali sehari hanya memiliki risiko pikun dengan perbandingan 1 berbanding 5 orang.
Sayangnya penelitian ini tidak membuktikan bahwa pembusukan gigi akibat jarang gosok gigi merupakan penyebab pikun. Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan apa penyebab pikun yang sesungguhnya pada orang-orang yang malas gosok gigi.
Sumber :
detik.com
Foto: Thinkstock
Sebuah penelitian di University of California menunjukkan bahwa kebiasaan gosok gigi berhubungan dengan risiko pikun di usia lanjut. Orang yang tidak setiap hari gosok gigi, risikonya 65 persen lebih tinggi untuk pikun dibanding kalau gosok gigi 3 kali sehari.
"Sangat dimungkinkan bahwa kebiasaan dalam menjaga kesehatan mulut mempengaruhi apakah kelak akan pikun atau tidak," kata Annlia Paganini-Hill, ilmuwan yang memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip dari Indiavision.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Geriatrics Society tersebut melibatkan sedikitnya 5.500 warga sebuah komunitas pensiunan di California. Para partisipan diamati dalam rentang waktu antara tahun 1992 hingga tahun 2010.
Selama kurang lebih 18 tahun kemudian, 1.145 orang mengalami gejala yang menunjukkan ciri-ciri demensia atau pikun. Dari 78 partisipan yang gosok gigi kurang dari sekali sehari di tahun 1992, 21 orang di antaranya terdiagnosis pikun pada tahun 2010.
Angka tersebut menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 4 partisipan yang jarang gosok gigi akan mengalami pikun. Sebagai pembanding, partisipan yang menggosok gigi minimal 1 kali sehari hanya memiliki risiko pikun dengan perbandingan 1 berbanding 5 orang.
Sayangnya penelitian ini tidak membuktikan bahwa pembusukan gigi akibat jarang gosok gigi merupakan penyebab pikun. Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan apa penyebab pikun yang sesungguhnya pada orang-orang yang malas gosok gigi.
Sumber :
detik.com
Thursday, August 30, 2012
Penemuan Fosil Serangga Terbungkus Getah Karet
Di Pegunungan Alpen Dolomite, timur laut Italia, ilmuwan telah menemukan serangga tertua yang terbungkus dalam tetesan getah karet. Serangga jenis arthropoda (hewan beruas) ini diperkirakan 100 tahun lebih tua dari yang pernah ditemukan sebelumnya.
Tetesan sepanjang 2-6 milimeter ini ditemukan oleh Eugenio Ragazzi dan Guido Roghi dari Univeritas Pandova, Italia. Dari tetesan tesebut, dua jenis spesies serangga baru ditemukan yaitu Triasacarus Fedelei dan Ampezzoa Triassica. Keduanya tampak seperti kutu, mempunyai bentuk tubuh beruas, cakar dan bulu-bulu halus.
Triascarus dan Ampezzoa mempunyai habitat di tanaman. 256 Fosil Serangga Berusia 230 Juta Tahun Terbungkus Getah Karet Hasil mikroskop dengan pembesaran sebanyak 1000 kali.
Temuan ini diterbitkan dalam Proceeding National Academy of Sciences, jurnal ilmiah Amerika yang telah ada sejak tahun 1914. Penemuan ini membuka jalan bagi pemahaman yang lebih baik dari evolusi serangga di dunia.
Triascarus dan Ampezzoa mempunyai habitat di tanaman. 256 Fosil Serangga Berusia 230 Juta Tahun Terbungkus Getah Karet Hasil mikroskop dengan pembesaran sebanyak 1000 kali.
Temuan ini diterbitkan dalam Proceeding National Academy of Sciences, jurnal ilmiah Amerika yang telah ada sejak tahun 1914. Penemuan ini membuka jalan bagi pemahaman yang lebih baik dari evolusi serangga di dunia.
Getah karet (amber) merupakan alat alamiah yang mempunyai peran penting bagi ahli paleontologi, karena kemampuannya mengawetkan organisme baik hewan dan tumbuhan secara akurat, serta mampu bertahan selama jutaan tahun.
Triascarus dan Ampezzoa hidup pada periode Triassic, sekitar 251 hingga 199 juta tahun lalu.
Triascarus dan Ampezzoa hidup pada periode Triassic, sekitar 251 hingga 199 juta tahun lalu.
Sumber:
Wednesday, August 29, 2012
Bahasa Inggris Asalnya dari Turki?
Selama ini teori konvensional yang diterima, bahwa bahasa Inggris berasal dari Russia bagian barat daya sekitar 5000 tahun lalu. Namun, hipotesa baru muncul: bahasa Inggris berasal dari Turki sejak 9000 tahun lalu.
Untuk memahami hal ini, kita lihat dulu keluarga bahasa yang dibuat oleh para ahli bahasa, ethnolog. Menurut database etnologi, ada lebih dari 100 keluarga bahasa.
Untuk memahami hal ini, kita lihat dulu keluarga bahasa yang dibuat oleh para ahli bahasa, ethnolog. Menurut database etnologi, ada lebih dari 100 keluarga bahasa.
womanatics.com
Keluarga bahasa adalah kelompok bahasa yang muncul dari satu nenek moyang, dikenal dengan nama bahasa proto.
Ahli bahasa mengidentifikasi keluarga-keluarga bahasa ini dengan cara mempelajari bahasa modern untuk mencari bunyi kata serupa yang seringkali menjelaskan hal serupa pula, seperti water [bahasa Inggris] dan wasser [bahasa Jerman]. Kata-kata homofon mewakili warisan bahasa.
Keluarga Indo Eropa adalah salah satu keluarga terbesar, lebih dari 400 bahasa diucapkan di lebih dari 60 negara dan asal muasal mereka tidak jelas.
Steppes atau Kurgan, para ahli teori yang menyatakan bahwa bahasa proto berasal dari Steppes di Rusia, di utara Laut Kaspia, sekitar 5.000 tahun silam. Inilah pendapat yang selama ini diterima oleh dunia.
Metode berbeda, semua berasal dari Turki
Namun pendapat tersebut mendapat antitesis yang disebut: Hipotesis Anatolia. Di akhir tahun 1980an hipotesa ini dikemukakan oleh Prof. Colin Renfrew (kini Lord Renfrew) yang menyatakan bahwa bahasa itu berasal dari wilayah Anatolia di Turki, 3.000 tahun silam.
Untuk menentukan teori yang mana yang paling mungkin, Dr. Quentin Atkinson dari Universitas Auckland dan timnya menginterogasi evolusi bahasa menggunakan analisa phylogenetic.
Metode ini berarti Dr. Quentin dan tim peneliti Selandia Baru mempelajari epidemi virus dan membuat pohon silsilah bahasa Indo Eropa kuno dan modern untuk mengetahui kemana dan kapan bahasa keluarga itu pertama kali muncul.
Ahli bahasa mengidentifikasi keluarga-keluarga bahasa ini dengan cara mempelajari bahasa modern untuk mencari bunyi kata serupa yang seringkali menjelaskan hal serupa pula, seperti water [bahasa Inggris] dan wasser [bahasa Jerman]. Kata-kata homofon mewakili warisan bahasa.
Keluarga Indo Eropa adalah salah satu keluarga terbesar, lebih dari 400 bahasa diucapkan di lebih dari 60 negara dan asal muasal mereka tidak jelas.
Steppes atau Kurgan, para ahli teori yang menyatakan bahwa bahasa proto berasal dari Steppes di Rusia, di utara Laut Kaspia, sekitar 5.000 tahun silam. Inilah pendapat yang selama ini diterima oleh dunia.
Metode berbeda, semua berasal dari Turki
Namun pendapat tersebut mendapat antitesis yang disebut: Hipotesis Anatolia. Di akhir tahun 1980an hipotesa ini dikemukakan oleh Prof. Colin Renfrew (kini Lord Renfrew) yang menyatakan bahwa bahasa itu berasal dari wilayah Anatolia di Turki, 3.000 tahun silam.
Untuk menentukan teori yang mana yang paling mungkin, Dr. Quentin Atkinson dari Universitas Auckland dan timnya menginterogasi evolusi bahasa menggunakan analisa phylogenetic.
Metode ini berarti Dr. Quentin dan tim peneliti Selandia Baru mempelajari epidemi virus dan membuat pohon silsilah bahasa Indo Eropa kuno dan modern untuk mengetahui kemana dan kapan bahasa keluarga itu pertama kali muncul.
Neolithic Anatolia / dienekes.blogspot.com
"Ini adalah aplikasi super dari metode evolusi biologi untuk memahami masalah dalam evolusi budaya, yaitu asal dan penyebaran bahasa-bahasa Indo Eropa," ucap Prof Mark Pagel dari University of Reading, Inggris, yang terlibat dalam riset.
"Temuan ini juga menyimpulkan bahwa bahasa-bahasa Indo Eropa berumur sedikitnya 8.000 hingga 9.500 tahun dan seperti yang sudah lama dispekulasikan, berasal dari kawasan Anatolia yang sekarang dikenal dengan Turki dan menyebar dari sana," urai Pagel.
Hipotesa mana yang kita terima, serta diakui oleh ahli bahasa? Menarik menggu hasilnya lebih lanjut.
"Temuan ini juga menyimpulkan bahwa bahasa-bahasa Indo Eropa berumur sedikitnya 8.000 hingga 9.500 tahun dan seperti yang sudah lama dispekulasikan, berasal dari kawasan Anatolia yang sekarang dikenal dengan Turki dan menyebar dari sana," urai Pagel.
Hipotesa mana yang kita terima, serta diakui oleh ahli bahasa? Menarik menggu hasilnya lebih lanjut.
Sumber:
bbc
bbc
Saturday, August 25, 2012
Otak Langsung Ngadat Saat Beradaptasi dengan Aturan Baru
Jakarta, Bagi otak manusia, mempelajari tugas atau aktivitas baru merupakan hal yang cukup menyusahkan. Bahkan dalam proses adaptasinya, otak akan mendorong Anda untuk melakukan banyak kesalahan secara berulang-ulang.
Hal ini diungkap sebuah studi yang dilakukan sejumlah peneliti dari Michigan State University.
"Bayangkan jika Anda bepergian ke sejumlah negara di Eropa dan tiba-tiba harus mengemudi mobil di sebelah kiri jalan. Padahal otak Anda telah terlatih mengemudi di sebelah kanan jalan sehingga ketika 'dipaksa' untuk mengemudi di sisi sebaliknya otak menjadi terbebani karena harus menekan aturan lama sekaligus mencoba memfokuskan diri pada aturan baru," ujar Hans Schroder, peneliti utama studi ini.
"Ada begitu banyak konflik dalam otak sehingga Anda membuat kesalahan yang tidak Anda sadari seperti lupa menyalakan lampu tanda bahaya dan membuat kesalahan yang sama selama beberapa kali. Apa yang Anda pelajari di awal akan sangat sulit untuk ditekan jika aturannya berubah," tambahnya.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Cognitive, Affective & Behavioral Neuroscience ini merupakan yang pertama kalinya menunjukkan bagaimana otak merespons kesalahan-kesalahan yang terjadi ketika otak harus beradaptasi dengan peraturan baru.
Partisipan diminta melakukan tes komputer untuk mengenali huruf yang berada di tengah sederetan huruf lainnya seperti 'NNMNN' atau 'MMNMM'. Jika huruf 'M' berada di tengah maka partisipan diminta untuk menekan tombol kiri, sebaliknya jika yang di tengah adalah huruf 'N' maka partisipan diminta menekan tombol kanan.
Setelah melakukan 50 kali percobaan, aturannya dibalik sehingga partisipan harus menekan tombol kanan jika huruf 'M' di tengah dan tombol kiri jika huruf 'N' di tengah.
Hasilnya, partisipan melakukan kesalahan berulang-ulang ketika aturannya dibalik yang menunjukkan bahwa partisipan tidak belajar dari kesalahannya. Selain itu, topi khusus yang digunakan untuk mengukur aktivitas otak partisipan menunjukkan bahwa mereka kurang menyadari kesalahannya.
Ketika partisipan memberikan respons yang benar setelah aturannya berubah, otak terlihat harus bekerja lebih keras daripada ketika menggunakan peraturan sebelumnya.
"Kami mengira mereka akan melakukan tugas lebih baik dari waktu ke waktu. Namun setelah aturannya diubah mereka malah melambat dan makin tak akurat sepanjang menjalani tugas dan tampaknya tak bisa menguasainya dengan baik," ujar Schroder yang juga mahasiswa pascasarjana di Departemen Psikologi, MSU seperti dilansir dari healthcanal.
"Padahal jika kesalahan semacam ini dilakukan secara terus-menerus di lingkungan kerja dapat mengakibatkan frustasi, kelelahan bahkan kecemasan dan depresi," tandas peneliti lain, Jason Moser, asisten profesor psikologi dan direktur Clinical Psychophysiology Lab, MSU.
Temuan ini menunjukkan bahwa ketika Anda memikirkan beberapa hal sekaligus, terutama saat multitasking maka Anda akan cenderung membuatnya menjadi berantakan.
Oleh karena itu butuh usaha dan latihan lebih banyak agar Anda bisa belajar kesalahan sekaligus tetap fokus.
Sumber :
detik.com
Hal ini diungkap sebuah studi yang dilakukan sejumlah peneliti dari Michigan State University.
"Bayangkan jika Anda bepergian ke sejumlah negara di Eropa dan tiba-tiba harus mengemudi mobil di sebelah kiri jalan. Padahal otak Anda telah terlatih mengemudi di sebelah kanan jalan sehingga ketika 'dipaksa' untuk mengemudi di sisi sebaliknya otak menjadi terbebani karena harus menekan aturan lama sekaligus mencoba memfokuskan diri pada aturan baru," ujar Hans Schroder, peneliti utama studi ini.
"Ada begitu banyak konflik dalam otak sehingga Anda membuat kesalahan yang tidak Anda sadari seperti lupa menyalakan lampu tanda bahaya dan membuat kesalahan yang sama selama beberapa kali. Apa yang Anda pelajari di awal akan sangat sulit untuk ditekan jika aturannya berubah," tambahnya.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Cognitive, Affective & Behavioral Neuroscience ini merupakan yang pertama kalinya menunjukkan bagaimana otak merespons kesalahan-kesalahan yang terjadi ketika otak harus beradaptasi dengan peraturan baru.
Partisipan diminta melakukan tes komputer untuk mengenali huruf yang berada di tengah sederetan huruf lainnya seperti 'NNMNN' atau 'MMNMM'. Jika huruf 'M' berada di tengah maka partisipan diminta untuk menekan tombol kiri, sebaliknya jika yang di tengah adalah huruf 'N' maka partisipan diminta menekan tombol kanan.
Setelah melakukan 50 kali percobaan, aturannya dibalik sehingga partisipan harus menekan tombol kanan jika huruf 'M' di tengah dan tombol kiri jika huruf 'N' di tengah.
Hasilnya, partisipan melakukan kesalahan berulang-ulang ketika aturannya dibalik yang menunjukkan bahwa partisipan tidak belajar dari kesalahannya. Selain itu, topi khusus yang digunakan untuk mengukur aktivitas otak partisipan menunjukkan bahwa mereka kurang menyadari kesalahannya.
Ketika partisipan memberikan respons yang benar setelah aturannya berubah, otak terlihat harus bekerja lebih keras daripada ketika menggunakan peraturan sebelumnya.
"Kami mengira mereka akan melakukan tugas lebih baik dari waktu ke waktu. Namun setelah aturannya diubah mereka malah melambat dan makin tak akurat sepanjang menjalani tugas dan tampaknya tak bisa menguasainya dengan baik," ujar Schroder yang juga mahasiswa pascasarjana di Departemen Psikologi, MSU seperti dilansir dari healthcanal.
"Padahal jika kesalahan semacam ini dilakukan secara terus-menerus di lingkungan kerja dapat mengakibatkan frustasi, kelelahan bahkan kecemasan dan depresi," tandas peneliti lain, Jason Moser, asisten profesor psikologi dan direktur Clinical Psychophysiology Lab, MSU.
Temuan ini menunjukkan bahwa ketika Anda memikirkan beberapa hal sekaligus, terutama saat multitasking maka Anda akan cenderung membuatnya menjadi berantakan.
Oleh karena itu butuh usaha dan latihan lebih banyak agar Anda bisa belajar kesalahan sekaligus tetap fokus.
Sumber :
detik.com
Wednesday, August 8, 2012
Komputer Saku Bangsa Islam Di Abad Pertengahan
Bangsa-bangsa Islam di abad pertengahan ternyata sudah punya "komputer ajaib" yang bisa membantu mengetahui waktu dan posisi benda-benda di angkasa, membantu dalam pelayaran, mempertahakan keakuratan kalender, memperkirakan gerhana, bahkan mengukur bumi.
Komputer ini umumnya tidak besar, bentuknya bundar seperti jam saku dengan diameter 15 cm saja (ada beberapa yang dibuat dalam skala besar). Astrolab, demikian namanya.
Komputer ini umumnya tidak besar, bentuknya bundar seperti jam saku dengan diameter 15 cm saja (ada beberapa yang dibuat dalam skala besar). Astrolab, demikian namanya.
Astrolab / nicolas.brodu.numerimoire.net
Astrolab merupakan peranti astronomi yang paling penting sebelum era teleskop muncul. Ilmuwan abad pertengahan di Timur Tengah, khususnya bangsa Islam telah menggunakan alat ini untuk berbagai hal, seperti tertulis di awal artikel.
Astrolab secara prinsip sebenarnya sudah ada sejak sekitar 150 SM. Namun, bentuk fisiknya baru muncul kira-kira 400 M. Alat ini menjadi bagian penting di periode Islam sejak tahun 800 M.
Astrolab terdiri dari sebuah model langit yang tertera pada lempeng logam melingkar. Di sekliling lingkar luar lempeng logam itu terukir skala derajat, atau kadang penanda waktu. Jarum penunjuk yang bisa diputar (alidad) digunakan untuk menentukan ketinggian suatu bintang ketika peranti ini diangkat setinggi lengan yang teracung. Hasilnya kemudian terbaca pada ukuran berskala.
Astrolab secara prinsip sebenarnya sudah ada sejak sekitar 150 SM. Namun, bentuk fisiknya baru muncul kira-kira 400 M. Alat ini menjadi bagian penting di periode Islam sejak tahun 800 M.
Astrolab terdiri dari sebuah model langit yang tertera pada lempeng logam melingkar. Di sekliling lingkar luar lempeng logam itu terukir skala derajat, atau kadang penanda waktu. Jarum penunjuk yang bisa diputar (alidad) digunakan untuk menentukan ketinggian suatu bintang ketika peranti ini diangkat setinggi lengan yang teracung. Hasilnya kemudian terbaca pada ukuran berskala.
republika.co.id
Dengan astrolab ini, penggunannya juga bisa mengenali bintang-bintang, memprediksi kapan matahari terbit dan tenggelam setiap hari, menentukan jarak ke Mekah, menyurvei tanah, menghitung tinggi objek, hingga.... berlayar!
Tak heran, bangsa-bangsa Islam masa itu menjadi petualang tangguh baik di darat atau laut. Lewat merekalah, akhirnya astrolab diperkenalkan kepada bangsa Eropa melalui Spanyol (Moor).
Meskipun bangsa Yunani dulu sudah meyakini bentuk bumi adalah bulat, entah mengapa pada perkembangannya bangsa-bangsa di Eropa lebih menerima pendapat soal bumi yang datar. Mata mereka mulai terbuka setelah Copernicus dan Galileo-Galilei memberi pembuktian soal bumi bulat.
Padahal dalam Perjanjian Lama, kitab suci umat Kristen sendiri sudah menulis tentang bumi itu bulat. Demikian juga Quran meyakini bentuk bumi pun bulat.
Ilmuwan-ilmuwan muslim membukitkan iman mereka dengan penyelidikan lanjut, diantaranya melalui astrolab ini.
Sekitar abad 9 M, saat bangsa Islam menguasai separuh dunia, naskah-naskah ilmiah seperti karya astronom Yunani Ptolemeus diterjemahkan ke bahasa Arab. Dinasti Abbasiyah juga mendapatkan naskah-naskah Sansekerta yang kaya akan informasi tentang matematika, astronomi, dan ilmu pengetahuan lainnya.
Tak heran, bangsa-bangsa Islam masa itu menjadi petualang tangguh baik di darat atau laut. Lewat merekalah, akhirnya astrolab diperkenalkan kepada bangsa Eropa melalui Spanyol (Moor).
Meskipun bangsa Yunani dulu sudah meyakini bentuk bumi adalah bulat, entah mengapa pada perkembangannya bangsa-bangsa di Eropa lebih menerima pendapat soal bumi yang datar. Mata mereka mulai terbuka setelah Copernicus dan Galileo-Galilei memberi pembuktian soal bumi bulat.
Padahal dalam Perjanjian Lama, kitab suci umat Kristen sendiri sudah menulis tentang bumi itu bulat. Demikian juga Quran meyakini bentuk bumi pun bulat.
Ilmuwan-ilmuwan muslim membukitkan iman mereka dengan penyelidikan lanjut, diantaranya melalui astrolab ini.
Sekitar abad 9 M, saat bangsa Islam menguasai separuh dunia, naskah-naskah ilmiah seperti karya astronom Yunani Ptolemeus diterjemahkan ke bahasa Arab. Dinasti Abbasiyah juga mendapatkan naskah-naskah Sansekerta yang kaya akan informasi tentang matematika, astronomi, dan ilmu pengetahuan lainnya.
Observatorium juga banyak dibangun di kota-kota tempat peradaban Islam berada. Di tempat ini, para ilmuwan memiliki berbagai alat paling canggih masa itu seperti astrolab, kuadran, sekstan, dan jam matahari.
Penetapan Mekah sebagai kiblat mendorong cendikiawan Muslim mempelajari ilmu falak. Sejak abad 13, banyak masjid dibangun memperkerjakan seorang astronom profesional (muwaqqit) sehingga bisa menentukan arah kiblat secara tepat. Lagi-lagi, komputer saku astrolab jadi panduan utama.
yolanitaseptiana.blogspot.com
Tidak itu saja, ilmuwan Muslim bisa menentukan tanggal dan hari-hari raya untuk ibadah berdasar pengamatan pada peredaran bulan dan matahari, dan mereka juga bisa membantu orang yang akan naik haji merencanakan rute perjalanan paling efisien ke Mekah.
Ini satu contoh ilmu mutakhir yang hingga kini diakui kebenarannya:
Tahun 1031, Abu Raihan al-Biruni sudah menyebutkan kemungkinan bahwa planet-planet berotasi mengikuti orbit yang elips, bukan bulat.
Mengukur Bumi
Ekspansi Islam ke berbagai belahan bumi menciptakan pembuatan peta bumi ini, termasuk pembuatan globe. Para pembuat peta berupaya keras melakukan pengukuran yang akurat.
Khalifah al-Makmun pernah mengutus dua tim survei ke Gurun Siria dilengkapi astrolab serta tongkat dan tali pengukur. Dua tim tersebut berjalan berlawan arah hingga mereka mengamati satu derajat perubahan ketinggian Bintang Utara. Hasil perhitungan mereka menunjukkan bahwa jarak yang mereka tempuh sama dengan satu derajat garis Lintang, atau 1/360 keliling bumi.
Ekspansi Islam ke berbagai belahan bumi menciptakan pembuatan peta bumi ini, termasuk pembuatan globe. Para pembuat peta berupaya keras melakukan pengukuran yang akurat.
Khalifah al-Makmun pernah mengutus dua tim survei ke Gurun Siria dilengkapi astrolab serta tongkat dan tali pengukur. Dua tim tersebut berjalan berlawan arah hingga mereka mengamati satu derajat perubahan ketinggian Bintang Utara. Hasil perhitungan mereka menunjukkan bahwa jarak yang mereka tempuh sama dengan satu derajat garis Lintang, atau 1/360 keliling bumi.
Monumen astrolab di Dubai / sciencephoto.com
Jadi, setelah dikalkulasi, keliling bumi dari kutub ke kutub adalah 37,369 kiometer. Perhitungan ini sangat mendekati dengan hasil teknologi modern jaman sekarang, yakni 40,008 kilometer!
Maka kesimpulannya, tak menutup kemungkinan bila peradaban bangsa Islam saat jaya dulu menyebar hingga ke ujung-ujung bumi, dan bahkan (boleh jadi) sampai ke Amerika.
Sumber:
Maka kesimpulannya, tak menutup kemungkinan bila peradaban bangsa Islam saat jaya dulu menyebar hingga ke ujung-ujung bumi, dan bahkan (boleh jadi) sampai ke Amerika.
Sumber:
Awake! Magazine
astrolabes
astrolabes
Saturday, August 4, 2012
Strategi Laba-laba Betina Menolak Seks
Laba-laba jenis Nephila pilipes memiliki perilaku kawin yang unik. Pejantan spesies ini akan menanggalkan palp atau organ seperti penisnya setelah dipakai untuk kawin. Organ akan dibiarkan menyumbat saluran reproduksi betina.
Penyumbatan saluran reproduksi yang dilakukan pejantan adalah salah satu bentuk kompetisi. Satu pejantan takkan membiarkan pejantan lain mengawini betina yang telah dikawininya lebih dulu.
Foto: Matja Kuntnerdari
Sampai saat ini, penyumbatan oleh pejantan adalah satu-satunya cara terbentuknya sumbat di saluran reproduksi betina. Sampai ilmuwan menemukan bahwa tanpa pejantan pun, betina bisa membentuk sumbat sebagai cara menolak berhubungan seks atau kawin.
Matjaz Kuntnerdari Smithsonian national Museum of Natural History dan beberapa mahasiswanya menyelidiki perilaku penyumbatan oleh betina itu. Hasil penelitian dipublikasikan di jurnal PLoS ONE pada 19 Juli 2012 lalu.
Untuk mengetahui, peneliti melakukan eksperimen dengan berupaya mengawinkan banyak pejantan berukuran kecil dengan beberapa betina berukuran besar dan berpoliandri. Peneliti tak menjumpai adanya sumbat karena aktivitas perkawinan.
Peneliti kemudian mengetahui bahwa sumbat terbentuk dari sebuah cairan merah yang kemudian sedikit mengeras. Pembentukan terjadi selama proses peletakan telur. Menurut ilmuwan, pembentukan sumbat ini berkaitan dengan penolakan terhadap seks. Laba-laba betina tak ingin seks yang berlebihan.
Sumber :
kompas.com
Penyumbatan saluran reproduksi yang dilakukan pejantan adalah salah satu bentuk kompetisi. Satu pejantan takkan membiarkan pejantan lain mengawini betina yang telah dikawininya lebih dulu.
Foto: Matja Kuntnerdari
Sampai saat ini, penyumbatan oleh pejantan adalah satu-satunya cara terbentuknya sumbat di saluran reproduksi betina. Sampai ilmuwan menemukan bahwa tanpa pejantan pun, betina bisa membentuk sumbat sebagai cara menolak berhubungan seks atau kawin.
Matjaz Kuntnerdari Smithsonian national Museum of Natural History dan beberapa mahasiswanya menyelidiki perilaku penyumbatan oleh betina itu. Hasil penelitian dipublikasikan di jurnal PLoS ONE pada 19 Juli 2012 lalu.
Untuk mengetahui, peneliti melakukan eksperimen dengan berupaya mengawinkan banyak pejantan berukuran kecil dengan beberapa betina berukuran besar dan berpoliandri. Peneliti tak menjumpai adanya sumbat karena aktivitas perkawinan.
Peneliti kemudian mengetahui bahwa sumbat terbentuk dari sebuah cairan merah yang kemudian sedikit mengeras. Pembentukan terjadi selama proses peletakan telur. Menurut ilmuwan, pembentukan sumbat ini berkaitan dengan penolakan terhadap seks. Laba-laba betina tak ingin seks yang berlebihan.
Sumber :
kompas.com
Monday, July 30, 2012
Rayap Tua Pilih Bunuh Diri Saat Diserang
Peneliti dari Academy of Science of the Czehch Republic dan Free University of Brussels menemukan bahwa rayap tua memilih bunuh diri jika diserang.
Hal tersebut diketahui lewat penelitian rayap jenis Neocapriterme taracua di Guyana Perancis. Tim peneliti mendapati beberapa individu rayap memiliki bintik biru serta tubuhnya meledak ketika dipegang.
Foto: Robert Hanus
Dugaan perilaku bunuh diri dibuktikan lewat eksperimen melawankan rayap yang memiliki bintik biru dan tak berbintik dengan rayap lain.
Hasil penelitian menunjukkan kebenaran perilaku bunuh diri. Rayap dengan bintik biru akan meledakkan diri ketika ada yang menyerang. Sementara, rayap yang tidak berbintik bisa bunuh diri juga, namun cenderung enggan melakukannya.
Analisis dengan mikroskop memperlihatkan bahwa bintik biru merupakan kristal di dalam sebuah kantung yang terletak di dekat kelenjar ludah rayap. Saat kantung itu meledak seiring rayap yang bunuh diri, kristal, ludah dan haemolymph bercampur, menghasilkan racun yang mematikan bagi rayap atau serangga kecil lain.
Observasi juga menunjukkan bahwa rayap yang memiliki bintik adalah rayap tua, sementara rayap muda sepenuhnya berwarna putih.
Yves Roisin, pakar biologi evolusi dari Free University seperti dikutip New York Times menuturkan, "Saat muda, mereka berwarna putih seluruhnya. Saat beranjak tua, mandibulanya 'melorot', jadi tak efektif lagi untuk makan, tapi mereka mengembangkan kristal untuk mempertahankan diri."
Berkembangnya bintik dan perilaku bunuh diri merupakan bentuk adaptasi rayap. Adaptasi ini dikembangkan oleh rayap pekerja.
"Untuk memastikan bahwa mereka masih berguna di koloninya, rayap tua mengambil peran defensif," kata Robert Hanus, peneliti dari Academy of Science of the Czech Republic, seperti dikutip New Scientist.
Peledakan diri dan adanya senjata untuk mempertahankan diri sebenarnya sudah banyak ditemui di golongan serangga seperti rayap. Namun, senjata kimia seperti pada rayap Neocapriterme taracua baru pertama kali ditemukan.
Peledakan diri spesies itu, kata Hanus, merupakan "Salah satu peledakan yang mengagumkan yang ditemukan."
Sumber :
kompas.com
Hal tersebut diketahui lewat penelitian rayap jenis Neocapriterme taracua di Guyana Perancis. Tim peneliti mendapati beberapa individu rayap memiliki bintik biru serta tubuhnya meledak ketika dipegang.
Foto: Robert Hanus
Dugaan perilaku bunuh diri dibuktikan lewat eksperimen melawankan rayap yang memiliki bintik biru dan tak berbintik dengan rayap lain.
Hasil penelitian menunjukkan kebenaran perilaku bunuh diri. Rayap dengan bintik biru akan meledakkan diri ketika ada yang menyerang. Sementara, rayap yang tidak berbintik bisa bunuh diri juga, namun cenderung enggan melakukannya.
Analisis dengan mikroskop memperlihatkan bahwa bintik biru merupakan kristal di dalam sebuah kantung yang terletak di dekat kelenjar ludah rayap. Saat kantung itu meledak seiring rayap yang bunuh diri, kristal, ludah dan haemolymph bercampur, menghasilkan racun yang mematikan bagi rayap atau serangga kecil lain.
Observasi juga menunjukkan bahwa rayap yang memiliki bintik adalah rayap tua, sementara rayap muda sepenuhnya berwarna putih.
Yves Roisin, pakar biologi evolusi dari Free University seperti dikutip New York Times menuturkan, "Saat muda, mereka berwarna putih seluruhnya. Saat beranjak tua, mandibulanya 'melorot', jadi tak efektif lagi untuk makan, tapi mereka mengembangkan kristal untuk mempertahankan diri."
Berkembangnya bintik dan perilaku bunuh diri merupakan bentuk adaptasi rayap. Adaptasi ini dikembangkan oleh rayap pekerja.
"Untuk memastikan bahwa mereka masih berguna di koloninya, rayap tua mengambil peran defensif," kata Robert Hanus, peneliti dari Academy of Science of the Czech Republic, seperti dikutip New Scientist.
Peledakan diri dan adanya senjata untuk mempertahankan diri sebenarnya sudah banyak ditemui di golongan serangga seperti rayap. Namun, senjata kimia seperti pada rayap Neocapriterme taracua baru pertama kali ditemukan.
Peledakan diri spesies itu, kata Hanus, merupakan "Salah satu peledakan yang mengagumkan yang ditemukan."
Sumber :
kompas.com
Saturday, July 28, 2012
Cara Radiasi Nuklir Membunuh Anda
Seandainya penjahat meledakkan senjata nuklir, apa yang akan terjadi pada manusia? Kota mati Chernobyl, Ukraina Utara bisa menjadi gambaran keganasan ancaman nuklir.
Dosis besar radiasi nuklir dalam jangka pendek bisa menyebabkan Sindrom Radiasi Akut (ARS) atau keracunan radiasi.
Keganasan gejala ARS ini tergantung tingkat paparan yang mengenai Anda. Cara mengukur dosis radiasi ini bisa menggunakan satuan unit Grays (Gy). Rata-rata paparan radiasi selama beberapa detik dari pemeriksaan dengan sinar X yakni 0,0014 Gy. Ini termasuk dosis rendah yang disarankan.
Apabila Anda terkena dosis rendah, radiasi kisaran 0,35 Gy, Anda akan terserang flu. Efek samping lain bisa mengalami pusing, mual, muntah, lemas, dan demam.
Jika tubuh terkena dosis yang lebih tinggi, sekitar 1 hingga 2 Gy, sel darah mulai mati. Sistem imunitas tubuh menurun akibat kekurangan sel darah putih, kekurangan trombosit membuat pendarahan tidak terkontrol, dan anemia akibat menurunnya sel darah merah menjadi ancaman selanjutnya.
Tapi, kondisi seseorang bisa dipulihkan pada tahap ini. Transfusi darah dan obat antibiotik dapat menjadi solusi.
Jika menerima paparan radiasi lebih dari 2 Gy, Anda akan mengalami luka terbakar yang aneh pada kulit. Kondisi ini disebut sebagai radiodermatitis akut. Dampaknya termasuk bercak merah, kulit mengelupas, dan bisa juga melepuh.
Kondisi buruk ini diperkirakan muncul dalam waktu 24 jam. Dosis 4 hingga 8 Gy bisa berakibat fatal. Tapi, jalan menuju kematian masih bervariasi tergantung tingkat paparan.
Pasien pada level ini akan mengalami muntah, diare, pening, dan demam. Tanpa perawatan, seseorang hanya tinggal menunggu maut dalam beberapa minggu setelah terkena paparan.
Kondisi fatal ini pernah terjadi. Ahli fisika, Louis Slotin, meninggal karena ARS ketika melakukan penelitian Proyek Manhattan pada 1946. Slotin terkena paparan radiasi dengan dosis yang diperkirakan 10 Gy dari sinar gamma dan sinar X.
Dengan dosis sebesar itu, dia tidak bisa bertahan hidup. Bahkan, pengobatan modern seperti transplantasi sumsum tulang belakang juga tidak bisa mengubah nasibnya.
Pasien yang terkena radiasi antara 8 hingga 30 Gy akan mengalami mual. Dalam waktu satu jam, pasien akan mengalami diare parah. Mereka akan meninggal dalam dua hari hingga dua minggu.
Menyerap dosis lebih besar dari 30 Gy menyebabkan kerusakan sistem saraf. Dalam hitungan menit, pasien akan menderita muntaber parah, pening, pusing, hingga pingsan. Kejang dan tremor sudah menjadi ancaman umum. Pasien juga akan kehilangan kontrol gerak otot. Hanya butuh 48 jam, radiasi nuklir langsung mencabut nyawa korbannya.
Model perkiraan tingkat bahaya paparan radiasi jangka panjang masih kontroversial. Menurut Gizmodo, model yang paling diterima secara luas menunjukkan pengaruh radiasi yang menyerang sebagian besar orang.
Radiasi tingkat rendah justru menjadi sumber radiasi paling berbahaya. Kendati ARS memberi gambaran menakutkan, terbunuh perlahan ini yang lebih perlu Anda khawatirkan.
Sumber :
viva.co.id
Dosis besar radiasi nuklir dalam jangka pendek bisa menyebabkan Sindrom Radiasi Akut (ARS) atau keracunan radiasi.
Keganasan gejala ARS ini tergantung tingkat paparan yang mengenai Anda. Cara mengukur dosis radiasi ini bisa menggunakan satuan unit Grays (Gy). Rata-rata paparan radiasi selama beberapa detik dari pemeriksaan dengan sinar X yakni 0,0014 Gy. Ini termasuk dosis rendah yang disarankan.
Apabila Anda terkena dosis rendah, radiasi kisaran 0,35 Gy, Anda akan terserang flu. Efek samping lain bisa mengalami pusing, mual, muntah, lemas, dan demam.
Jika tubuh terkena dosis yang lebih tinggi, sekitar 1 hingga 2 Gy, sel darah mulai mati. Sistem imunitas tubuh menurun akibat kekurangan sel darah putih, kekurangan trombosit membuat pendarahan tidak terkontrol, dan anemia akibat menurunnya sel darah merah menjadi ancaman selanjutnya.
Tapi, kondisi seseorang bisa dipulihkan pada tahap ini. Transfusi darah dan obat antibiotik dapat menjadi solusi.
Jika menerima paparan radiasi lebih dari 2 Gy, Anda akan mengalami luka terbakar yang aneh pada kulit. Kondisi ini disebut sebagai radiodermatitis akut. Dampaknya termasuk bercak merah, kulit mengelupas, dan bisa juga melepuh.
Kondisi buruk ini diperkirakan muncul dalam waktu 24 jam. Dosis 4 hingga 8 Gy bisa berakibat fatal. Tapi, jalan menuju kematian masih bervariasi tergantung tingkat paparan.
Pasien pada level ini akan mengalami muntah, diare, pening, dan demam. Tanpa perawatan, seseorang hanya tinggal menunggu maut dalam beberapa minggu setelah terkena paparan.
Kondisi fatal ini pernah terjadi. Ahli fisika, Louis Slotin, meninggal karena ARS ketika melakukan penelitian Proyek Manhattan pada 1946. Slotin terkena paparan radiasi dengan dosis yang diperkirakan 10 Gy dari sinar gamma dan sinar X.
Dengan dosis sebesar itu, dia tidak bisa bertahan hidup. Bahkan, pengobatan modern seperti transplantasi sumsum tulang belakang juga tidak bisa mengubah nasibnya.
Pasien yang terkena radiasi antara 8 hingga 30 Gy akan mengalami mual. Dalam waktu satu jam, pasien akan mengalami diare parah. Mereka akan meninggal dalam dua hari hingga dua minggu.
Menyerap dosis lebih besar dari 30 Gy menyebabkan kerusakan sistem saraf. Dalam hitungan menit, pasien akan menderita muntaber parah, pening, pusing, hingga pingsan. Kejang dan tremor sudah menjadi ancaman umum. Pasien juga akan kehilangan kontrol gerak otot. Hanya butuh 48 jam, radiasi nuklir langsung mencabut nyawa korbannya.
Model perkiraan tingkat bahaya paparan radiasi jangka panjang masih kontroversial. Menurut Gizmodo, model yang paling diterima secara luas menunjukkan pengaruh radiasi yang menyerang sebagian besar orang.
Radiasi tingkat rendah justru menjadi sumber radiasi paling berbahaya. Kendati ARS memberi gambaran menakutkan, terbunuh perlahan ini yang lebih perlu Anda khawatirkan.
Sumber :
viva.co.id
Friday, July 27, 2012
Misteri dan Rahasia Adzan Shalat Subuh
"Ash shalaatu khairun minan naum"
Jika kita terjemahkan, akan berarti "Sholat itu lebih baik daripada tidur". Tetapi coba perhatikan baik baik. Mengapa kalimat itu hanya dikumandangkan saat adzan subuh saja?
Dalam kalimat itu Allah SWT ternyata sedang memberikan isyarat kasih sayangnya pada kaum muslimin, sebuah isyarat yang sering kita abaikan maknanya.
Lalu mengapa isyarat itu justru dikumandangkan hanya pada adzan shalat subuh, tatkala kita semua sedang terlelap, dan bukan pada adzan untuk shalat lain?
Penjelasan Ilmiahnya:
Pada studi MILIS, studi GISSI 2 dan studi-studi lain di luar negeri, yang dipercaya sebagai suatu penelitian yang shahih mendapati sebuah kesimpulan jika puncak terjadinya serangan jantung sebagian besar dimulai pada jam 6 pagi sampai jam 12 siang.
Mengapa demikian? Karena pada saat itu sudah terjadi perubahan pada sistem tubuh dimana terjadi kenaikan tegangan saraf simpatis (istilah Cina:Yang) dan penurunan tegangan saraf parasimpatis (YIN).
Tegangan simpatis yang meningkat akan menyebabkan kita siap tempur, tekanan darah akan meningkat, denyutan jantung lebih kuat dan sebagainya.
Pada tegangan saraf parasimpatis yang meningkat maka terjadi penurunan tekanan darah, denyut jantung kurang kuat dan ritmenya melambat. Terjadi peningkatan aliran darah ke perut untuk menggiling makanan dan berkurangnya aliran darah ke otak sehingga kita merasa mengantuk, pokoknya yang cenderung kepada keadaan istirahat.
Pada pergantian waktu pagi buta (mulai pukul 3 dinihari) sampai siang itulah secara diam-diam tekanan darah berangsur naik, terjadi peningkatan adrenalin yang berefek meningkatkan tekanan darah dan penyempitan pembuluh darah (efek vasokontriksi) dan meningkatkan sifat agregasi trombosit (sifat saling menempel satu sama lain pada sel trombosit agar darah membeku) walaupun kita tertidur.
Aneh bukan? Hal ini terjadi pada semua manusia, setiap hari termasuk Anda dan saya maupun bayi Anda. Hal seperti ini disebut sebagai ritme Circardian / Ritme sehari-hari, yang secara kodrati diberikan Allah SWT kepada manusia.
Furchgott dan Zawadsky pada tahun 1980 dalam penelitiannya mengeluarkan sekelompok sel dinding arteri sebelah dalam pada pembuluh darah yang sedang diselidikinya (dikerok).
Pembuluh darah yang normal yang tidak dibuang sel-sel yang melapisi dinding bagian dalamnya akan melebar bila ditetesi suatu zat kimia yaitu Asetilkolin.
Pada penelitian ini terjadi keanehan, dengan dikeluarkannya sel-sel dari dinding sebelah dalam pembuluh darah itu, maka pembuluh tadi tidak melebar kalau ditetesi asetilkolin.
Penemuan ini tentu saja menimbulkan kegemparan dalam dunia kedokteran.
"Jadi inilah yang menentukan melebar atau menyempitnya pembuluh darah, suatu penemuan baru yang sudah sekian lama, sekian puluh tahun diteliti tapi tidak ketemu".
Penelitian itu segera diikuti penelitian yang lain diseluruh dunia untuk mengetahui zat apa yang ada didalam sel bagian dalam pembuluh darah yang mampu mengembangkan / melebarkan pembuluh itu. Dari sekian ribu penelitian maka zat tadi ditemukan oleh Ignarro serta Murad dan disebut NO/Nitrik Oksida.
Ketiga peneliti itu Furchgott dan Ignarro serta Murad mendapat hadiah NOBEL tahun 1998.
Zat NO selalu diproduksi, dalam keadaan istirahat tidur pun selalu diproduksi, namun produksi dapat ditingkatkan oleh obat golongan Nifedipin dan nitrat dan lain-lain tetapi juga dapat ditingkatkan dengan bergerak dan olahraga.
Efek Nitrik oksida yang lain adalah mencegah kecenderungan membekunya darah dengan cara mengurangi sifat agregasi / sifat menempel satu sama lain dari trombosit pada darah kita.
Jadi kalau kita kita bangun tidur pada pagi buta dan bergerak, maka hal itu akan memberikan pengaruh baik pada pencegahan gangguan kardiovaskular.
Naiknya kadar NO dalam darah karena exercise, yaitu wudhu dan shalat sunnah dan wajib, apalagi bila disertai berjalan ke mesjid merupakan proteksi bagi pencegahan kejadian kardiovaskular, tanpa manusia menyadarinya.
Selain itu patut dicatat bahwa pada posisi rukuk dan sujud terjadi proses mengejang, posisi ini meningkatkan tonus parasimpatis (yang melawan efek tonus simpatis).
Dengan exercise, tubuh memproduksi NO untuk melawan peningkatan kadar zat adrenalin di atas yang berefek menyempitkan pembuluh darah dan membuat sel trombosit darah kita jadi bertambah liar dan saling merangkul.
Sejak awal kedatangan Islam, Allah menyerukan shalat subuh. Hanya saja Allah tidak secara jelas menyatakan manfaat akan hal ini karena tingkat ilmu pengetahuan manusia belum sampai dan masih harus mencarinya sendiri walaupun harus melalui rentang waktu ribuan tahun.
Petunjuk bagi kemaslahatan umat adalah tanda kasih-Nya pada hamba-Nya. Bukti manfaat instruksi Allah baru datang 1400 tahun kemudian. Allahu Akbar.
Sumber :
zonapencarian.blogspot.com - Buku Misteri Rahasia Adzan Shalat Subuh
Wednesday, July 25, 2012
Ilmuwan Sukses 'Hidupkan' Benda Mati
Para peneliti asal Amerika Serikat memberikan kehidupan pada benda mati. Makhluk pertama ini berupa ubur-ubur.
Diwartakan UPI, para peneliti di Harvard University dan California Institute of Technology, AS mengklaim keberhasilannya ini merupakan bukti konsep untuk rekayasa balik ragam organ otot dan bentuk kehidupan sederhana.
Ubur-ubur yang dijuluki sebagai 'Medusoid' ini mampu bergerak sendiri di air dengan cara sama pada jantung manusia yang memompa darah ke seluruh tubuh.
"Pada 2007 saya mengalami kegagalan. Kemudian saya terus mencari organisme laut yang memompa dirinya untuk hidup. Kemudian saya melihat ubur-ubur dan segera mencatat kesamaan dan perbedaannya dengan jantung manusia," kata ahli rekayasa bio, Profesor Kit Parker.
Para peneliti ini menggunakan lembaran yang terbuat dari jaringan otot tikus yang mampu berkontraksi saat distimulasi dengan listrik.
"Saya terkejut melihat 'makhluk' dari silikon ini bisa berenang layaknya ubur-ubur nyata," katanya.
Video :
Sumber :
inilah.com
Saturday, July 7, 2012
Video Pembentukan Wajah Bayi dalam Rahim
BBC baru saja meluncurkan proses pembentukan wajah bayi di dalam kandungan. Sungguh menakjubkan. Video ini mengungkapkan bagian wajah yang awalnya hanya berupa gumpalan bisa menjadi wajah seorang bayi kecil, dan bentuk wajah tersebut merekam DNA orang tuanya, sehingga tiap bayi memiliki bentuk yang berbeda.
dailymail.co.uk/bbc
"Proses yang sangat menakjubkan - perlahan-lahan menghasilkan sebuah wajah manusia, yang terjadi dalam rahim hanya dalam tempo dua atau tiga bulan," ujar Mosley, salah seorang wartawan BBC.
Keajaiban ini seharusnya semakin menjawab kebesaran Tuhan yang merancang kehidupan dengan akurasi super dan kesempurnaan. Apakah mungkin kehidupan muncul secara tiba-tiba, tanpa rancangan, seperti pendapat pengikut teori evolusi? Subhanallah...
Keajaiban ini seharusnya semakin menjawab kebesaran Tuhan yang merancang kehidupan dengan akurasi super dan kesempurnaan. Apakah mungkin kehidupan muncul secara tiba-tiba, tanpa rancangan, seperti pendapat pengikut teori evolusi? Subhanallah...
Sumber: