Latest News

Showing posts with label Dunia Arsitektur. Show all posts
Showing posts with label Dunia Arsitektur. Show all posts

Thursday, August 9, 2012

nasib STADION yang di bangun untuk OLIMPIADE 2004 di ATHENA, NGGA KEURUS euy... sayang benerr....




nasib STADION yang di bangun untuk OLIMPIADE 2004 di ATHENA, NGGA KEURUS euy... sayang benerr....

pindahin ke JAKARTA aja kali yah ???

heheeeee...............

The hosting of Summer Olympic Games cost Greece about $11 billion in 2004. The glorious complex of sports facilities was erected in Athens. However, just within a few years after the Games the magnificent venues became unused and fell into dereliction.



Ini baru gedung yang bener-bener nyakar langit!


Cuma ada du Dubai, gan..

Dan bener-bener nembus langit...ckckckck



Spoiler for Tinggi buanget:


Spoiler for Tinggi buanget:


Spoiler for Tinggi buanget:




sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=3796501

intip KANTOR BARU GOOGLE di LONDON yukzz....



Designers from Penson created an amazing office for the multi-billion Internet giant Google. Located in Covent Garden, London, the place is packed with all sorts of cozy additions that are bound to distract Google’s staff from work. The 15,000 m2 (160,000 sq. ft.) office features a gym, a massage parlor and a dance studio. There are comfortable lounges to relax and a secret garden on a rooftop offering stunning views on London’s skyline.



Tuesday, August 7, 2012

Masjid Biru Soekarno dikelilingi simbol komunis

Masjid Biru Soekarno dikelilingi simbol komunis


Keahliannya dalam berpolitik dan bernegosiasi, menjadikan presiden pertama Indonesia Soekarno dikenal luas di dunia Internasional. Semangat membentuk pemerintahan yang merdeka dengan ideologi nasakom, membuatnya disegani para kolega. Maka tidak heran jika sederet penghargaan dan simbol kenangan lainnya dialamatkan kepada Soekarno, termasuk Masjid Biru Soekarno yang berada di pusat kota St Petersburg, Rusia.

Awalnya Masjid Biru Soekarno yang juga bernama central mosque atau masjid St Petersburg dibangun pada tahun 1910, setelah mendapat izin Tsar Rusia, Nicholas II. Lokasi Masjid Biru berada di seberang benteng Peter dan Paul. Tujuan pembangunan masjid sebagai tempat ibadah kepada 8.000 karyawan Muslim yang bekerja membangun kapal di galangan Sungai Neva. Umumnya mereka datang dari Dagestan, Kazakhstan, Tajikistan, dan Turkmenistan.

Karena runtuhnya kekaisaran Tsar Rusia oleh kekuatan komunis pada tahun 1917, menjadikan Masjid Biru tidak terawat. Rezim komunis yang menutup rapat pintu agama, menjadikan Masjid Biru ditinggalkan umat Islam. Bahkan pada tahun 1940, Masjid Biru beralih fungsi sebagai gudang medis oleh tentara komunis.

Dalam buku sahabat lama, era baru tulisan Tomi Lebang dikatakan, fungsi masjid berubah ketika pada tahun 1956, Soekarno bertemu dengan pemimpin Uni Soviet Nikita Kruschev untuk membicarakan isu internasional yang sedang panas saat itu, dan keberlanjutan hubungan bilateral Indonesia-Uni Soviet.

Namun sebelum acara perjamuan di Kremlin, Soekarno menyempatkan diri untuk melihat suasana kota St Petersburg. Soekarno takjub menyaksikan lanskap kota yang tidak kalah dengan kota-kota di Eropa semisal Paris. Banyak bangunan bersejarah dan cantik di St Petersburg, seperti istana musim panas Peterhof, istana musim dingin Heritage.

Saat melintasi jembatan kota Trinity Bridge, tiba-tiba pandangan Soekarno tertuju pada bayangan bangunan yang menyerupai masjid. Dari dalam mobil yang dinaikinya, Soekarno menaksir jika memang bangunan yang berkubah biru itu sebuah masjid, tidak kurang mampu menampung 3.000 jamaah.

Karena merasa penasaran, akhirnys Soekarno meminta untuk mengunjungi bangunan tersebut. Sesampainya di depan bangunan, begitu terkejut Soekarno mengetahui jika banguan tersebut adalah sebuah masjid yang dijadikan gudang oleh pemerintah komunis Uni Soviet.

Melihat kondisi masjid yang memprihatinkan, Soekarno memutuskan untuk membatalkan beberapa kunjungannya ke St Petersburg yang waktu itu masih bernama Leningrad. Dia lebih tertarik untuk mengupas sejarah dan seluk beluk masjid St Petersburg.

Setelah selesai mengunjungi masjid, Soekarno segera bertemu Nikita Kruschev dan menyampaikan protesnya terhadap kondisi Masjid St Petersburg. Soekarno kemudian meminta untuk mengembalikan fungsi masjid dan membebaskan umat Islam untuk menjalankan ibadah di masjid tersebut.

Setelah menyelesaikan urusannya di Uni Sovet, Soekarno bersama rombongan kemudian kembali ke Indonesia. Hanya 10 hari setelah kunjungan Presiden Soekarno, bangunan ini kembali menjadi masjid.

Kini, selain tempat ibadah, masjid St Petersburg juga menjadi pusat kegiatan bernuansa Islami Muslim kota St Petersburg. Atas jasa Presiden Soekarno yang mengembalikan fungsi masjid, penamaan masjid juga berganti menjadi Masjid Biru Soekarno.

Pada 2003 silam, Presiden Indonesia Megawati Soekarnoputri juga menyempatkan diri berkunjung ke Masjid Biru dalam lawatannya ke negeri beruang merah itu. Megawati memberikan ukiran kayu surah Al-Fatihah yang berasal dari Indonesia untuk di tempatkan pada salah satu sudut masjid.

Tidak hanya Megawati, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahkan menyempatkan salat sunnah di Masjid Biru saat kunjungannya ke Rusia pada tahun 2006.


sumber :http://www.merdeka.com/ramadan/masjid-biru-soekarno-di-kelilingi-simbol-komunis.html

7 Masjid Terindah di Sumatera



Memasuki minggu ketiga bulan Ramadan, masjid bukanlah sekadar tempat untuk beribadah. Kemegahan serta keunikan dari setiap masjid di nusantara ini menjadi pesona yang sangat memukau. Inilah 7 masjid terindah di Pulau Sumatera.

Mendekati sepuluh hari terakhir di Bulan Ramadhan, ada satu ibadah yang biasa dilakukan oleh umat Islam. Itikaf! Berdiam diri di masjid untuk memperbanyak amalan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Hingga pada hari kemenangan tiba, masjid-masjid tetap ramai dikunjungi umat Islam.

Tidak hanya sekadar untuk meningkatkan ibadah atau mengenang masa lalu, mengunjungi masjid juga bisa dijadikan sebagai alternatif destinasi wisata.

Berikut adalah 7 masjid terindah di Pulau Sumatetra yang saya kunjungi dalam perjalanan itikaf.

1. Masjid Raya Baiturrahman, Aceh

Masjid yang selamat dari hempasan tsunami ini dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada abad ke-17. Keanggunannya tak kalah dengan Taj Mahal di India.

Konon, lima kubahnya memang mengadopsi gaya bangunan Islam yang pernah jaya di tempat tersebut. Masuk lebih dalam, tampak jelas bahwa ukiran sulur dan ornamen masjid ini tidak berasal dari inspirasi lokal.


MASJID RAYA BAITURRAHMAN ACEH.jpg



Relung-relungnya lebih dekat dengan gaya Turki atau Persia, sementara jendela-jendela besarnya terlihat menyerupai bangunan Indisch peninggalan Belanda. Siapapun pasti setuju bahwa masjid ini megah tidak hanya dilihat dari segi arsitekturalnya saja. Pada akhir 2004 silam, ketika tsunami menerjang Aceh, Masjid Raya Baiturrahman ini melindungi banyak jiwa.

2. Masjid Raya Al Mashun, Medan

Dinding masjid yang berwarna putih dengan ornamen hijau kebiruan ini terlihat sejuk di antara padatnya lalu lintas Simpang Raya, Medan. Dari depan terlihat kubahnya tidak berbentuk bulat melainkan menyerupai bawang atau berbentuk persegi delapan.


MASJID RAYA AL-MASHUN MEDAN.jpg



Sama dengan bentuk kubahnya, dinding luar masjid ini juga memiliki bentuk yang sama. Bentuk persegi delapan ini pun diperkuat dengan koridor-koridor yang memisahkan ruang utama dengan ruang lainnya.

Hiasan dinding koridor maupun ornamen plafon dan bangunan utama sarat warna merah bata bergaya Mughal India. Dibangun atas prakarsa Sultan Deli pada awal abad ke-20, arsitek dari Masjid ini adalah seorang Belanda.

3. Masjid An Nur, Pekanbaru

Kubah-kubah berbentuk bawang lebih sering muncul pada bangunan masjid di kawasan Sumatera Utara. Di Pekanbaru, selain berbentuk bulat bawang, bentuk kubah terlihat lebih mewah dengan detil ornamen hijau, biru, dan kuning di permukaannya.

Gaya mewarnai kubah mirip Istana Kremlin di Rusia ini, justru sering dijumpai pada masjid-masjid modern di tanah Melayu. Di sisi lain, dinding masjid yang berbentuk kubistik dengan celah-celah kecil dipermukaannya menghadirkan nuansa Timur Tengah yang sangat kental.


MASJID AGUNG AN-NUR PEKANBARU.jpg



Sebagai bangunan modern, masjid ini juga dilengkapi dengan eskalator menuju lantai atas bangunannya. bentuk keseluruhan kompleks Masjid An Nur ini terintegrasi oleh sekolah-sekolah serta kampus yang berada di sekitarnya.

4. Masjid Agung At Taqwa, Bengkulu

Luas, kokoh, dan sederhana! Demikian kesan yang ditangkap saat saya memasuki halaman masjid terbesar di Provinsi Bengkulu ini. Tiang dan jendela yang besar, langit-langit yang tinggi dengan sentuhan cat serba putih memberikan kesan kuat pada bangunan Masjid At Taqwa.

Ornamen interiornya tidak detil, justru tampak besar-besar. Bayang-bayang dari jendela-jendela besar tersebut memantul pada lantai masjid yang terbuat dari marmer. Kondisi seperti ini memberi kesan luas dan sejuk.


MASJID AGUNG AT-TAQWA BENGKULU.jpg



Kubah utama masjid berbentuk bulat, menumpang di atas atap bersusun tiga yang merupakan inspirasi bangunan lokal. Meskipun berdiri pada tahun 1988, awal mula bangunan ini berdiri sejak zaman kompeni Belanda.

5. Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin, Palembang

Sekilas bangunan ini merupakan salah satu masjid tanpa kubah yang terdapat di Pulau Sumatera. Atapnya bergaya limas bersusun tiga, menyerupai bangunan masjid yang ada di Pulau Jawa. Akan tetapi, hiasan atap yang berwarna merah dan emas serta ukiran-ukiran ornamennya menghadirkan arsitektur bergaya China.

Tidak berhenti di situ, menara Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin juga terlihat mirip dengan pagoda. lain di luar, lain pula di dalam! Hiasan interior masjid dipenuhi kaligrafi berwarna hijau, serta warna-warna semarak lainnya yang sering dijumpai dalam kerajinan khas Palembang.


MASJID AGUNG SULTAN MAHMUD BADARUDDIN PALEMBANG.jpg



Walaupun, telah mengalami pemugaran berkali-kali, unsur arsitektur China tetap ada dalam bangunan masjid ini. Konon, gaya ala China sudah ada sejak pertama kali masjid ini didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin di abad ke-18.

6. Masjid Agung Al Falah "1.000 Tiang", Jambi

Masjid ini bisa dibilang tidak berdinding! Satu-satunya dinding adalah sisi barat bagian mihrab atau tempat imam salat yang terbuat dari kayu berukir.

Itu pun tidak sepenuhnya menjangkau puncak pilar. Artinya hanya tiga perempat dinding yang tertutup sekat. Kemudian tiga sisi lainnya dipenuhi oleh tiang dengan berbagai bentuk. Komposisi tiangnya berlapis-lapis dengan beraneka bentuk dan bahan.

Tidak berlebihan apabila warga menyebut bangunan tersebut sebagai Masjid 1.000 Tiang mengalahkan nama aslinya, yaitu Al Falah. Pada awalnya tanah tempat berdirinya masjid tersebut merupakan lokasi istana Sultan Thaha Syaifuddin. Namun pada awal abad ke-20, Belanda membumi hanguskan istana tersebut dan menjadikan tanah di atasnya sebagai kampung militer.

7. Masjid Agung Pondok Tinggi, Jambi

Meskipun, tidak terletak di ibukota provinsi seperti enam masjid sebelumnya, masjid agung ini memiliki keunikan yang memukau. Seluruh bangunannya dipercaya tidak dihubungkan satu pun dengan pasak. Oleh karena itu, wajar bila dilihat dari sudut tertentu bentuknya tidak begitu simetris.

Dinding hingga atap masjid terbuat dari kayu. Hiasannya menggunakan ukiran yang besar dan berwarna mencolok asli daerah setempat. Corak ukiran dan warna tersebut bisa kita lihat pada hiasan atap rumah maupun ujung perahu tradisional Jambi.

Di bagian atas atapnya, bergaya tumpang tiga khas bangunan masjid pribumi. Masjid yang lahir pada akhir abad ke-19 ini didirikan oleh masyarakat lokal.



sumber :http://travel.detik.com/read/2012/08/05/161822/1983601/1025/2/7-masjid-terindah-di-sumatera?vt22011024

Bersimpuh di Masjid Kubah Emas, Depok



img

Masjid Kubah Emas menjadi masjid Indonesia yang tercatat dalam 10 masjid paling mengagumkan menurut Lonely Planet. Ramadan adalah waktu yang cocok untuk bersimpuh menikmati suasana dan larut dalam doa di masjid itu.

Bermodal penasaran, saya menyambangi Masjid Dian Al Mahri dan menyematkan beberapa sujud di dalam sana, Senin (6/8/2012). Letaknya di tepi jalan membuat bangunan ini tidak sulit untuk dicari. Dari pintu masuk, masjid megah tersebut sudah mulai terlihat. Masjid ini sudah menjadi ikon di kawasan Jl Raya Maruyung, Limo, Kota Depok. Bertemu pelancong dari luar kota bukanlah sesuatu yang aneh kala berkunjung ke sini.


img


Perlahan, saya menapaki jalan dari pintu masuk. Kubah utama yang diapit 2 kubah kecil berkilau seakan ingin menyampaikan bahwa warna kuning tersebut bukan sekadar cat. Ya, kubah ini dilapisi dengan emas. Ada 5 kubah yang terdiri dari 4 kubah kecil dan 1 kubah besar. Jalan paving blok membentang luas dan rapih. Hamparan rumput membentang dilengkapi dengan kumpulan bunga dan pepohonan.

Setelah berjalan sekian lama, akhirnya sampailah saya di sebuah pintu masuk. Sayangnya, tertulis di sana "pintu masuk pria". Saya masih harus berjalan 100 meter ke belakang untuk masuk ke area wanita. Ada 2 lorong dengan tangga menurun yang menjadi tempat penitipan sendal dan sepatu. Selesai menitip alas kaki, saya kembali dihadapkan dengan tangga yang menanjak.


img


Di sebelah kanan, terdapat tempat wudhu. Selesai mensucikan diri, saya melangkahkan kaki menuju komplek dalam masjid. Aula dan lorong dalam kental dengan arsitektur bergaya Timur Tengah. Tak heran banyak wisatawan yang berfoto di sana karena suasananya seperti sedang berada di masjid luar negeri. Kicau burung masih terdengar jelas di sana, bahkan beberapa kali terlihat burung melintas di antara pilar.

Setelah melewati lorong yang indah, akhirnya saya memasuki masjid. Karpet empuk berwarna hijau menjadi pijakan saya. "Assalamulaikum", saya pun melangkah sambil memandangi sekeliling. Lampu kristal indah menghias di tengah kubah yang cembung. Lukisan dinding seperti awan dan langit melengkapi kecantikan kubah.

Pilar putih berderet rapih menopang bangunan megah ini. Di kejauhan, terdapat mimbar berwarna keemasan yang digunakan imam untuk memimpin salat. Tidak ada siapa-siapa lagi di dalam masjid pagi itu, ketika saya mengenakan mukena untuk salat dhuha. Suasananya sungguh menenangkan hati. Meresapi setiap lafaz yang diucapkan dalam hati, serta menikmati setiap gerakan salatnya.


img


Saat tersungkur khidmat dalam nikmat, betapa segar batin ini ketika perlahan kalbu terasa menghangat. Tak ingin rasanya segera mengangkat wajah ini dalam sujud yang terakhir.

Ketenangan di sana tercipta dengan sendirinya, seakan didukung semesta. Dengan mengucap syukur dan melantun sederet dzikir, kunjungan ke rumah Allah pun usai sudah. Kaki ini melangkah pulang dengan batin yang kembali terisi penuh.



img



sumber :http://travel.detik.com/read/2012/08/06/193328/1984645/1383/bersimpuh-di-masjid-kubah-emas-depok?vt22021024

Tags

Recent Post