Latest News

Showing posts with label Dunia Sejarah. Show all posts
Showing posts with label Dunia Sejarah. Show all posts

Friday, August 10, 2012

Masjid Umar, simbol penaklukan Yerusalem tanpa pertumpahan darah

Masjid Umar, simbol penaklukan Yerusalem tanpa pertumpahan darah

Ketika musim dingin pada tahun 636 Masehi menyelimuti seluruh penjuru kota Yerusalem, pasukan Muslim di bawah komando pusat Khalifah Umar bin Khattab sudah mengepung seluruh pinggiran kota. Tidak tanggung-tanggung, khalifah juga memerintahkan Abu Ubaidah, Khalid, dan Mu'awiyah yang telah berhasil menaklukan daratan Suriah dan pesisir Levantina, untuk bergabung dalam pengepungan besar itu.

Sedangkan di tengah kota, tepatnya di dalam Gereja Makam Suci, panglima Artavon yang berkuasa waktu itu, bersama uskup agung gereja Yerusalem, Patriach Sophronius berdebat mengenai masa depan wilayahnya. Di antara mereka berdua berusaha mencari jalan yang terbaik, menyikapi pengepungan tentara Muslimin.

Dalam buku kisah hidup Umar bin Khattab tulisan Musthafa Murad dikatakan, sang panglima menghendaki perang hingga tetes darah penghabisan melawan tentara Muslim. Meski kalah jumlah, dia tetap menjunjung tinggi harkat martabat dirinya, jadi menurutnya tidak masalah mati demi memperjuangkan Yerusalem.

Namun berbeda dengan uskup agung, dia lebih realistis dan berusaha bersikap bijaksana. Selain itu, sang uskup percaya jika kedatangan pasukan Muslim adalah penjelmaan dari kehendak tuhan yang dikirimkan untuk mengakhiri dominasi kekuasaan Bizantium.

Karena perdebatan tidak menghasilkan kesepakatan, akhirnya para pembesar agama dan masyarakat di dalam gereja memutuskan voting dengan menerima usulan uskup Sophronius. "Mereka setuju jika Yerusalem diserahkan dengan jalan damai. Maka, salah seorang utusan dikirim untuk menemui pihak Islam di luar benteng," kata Musthafa.

Dalam nota perjanjian penyerahan Kota Yerusalem, uskup bersama Artavon sepakat untuk menyerahkan seluruh isi kota kepada pasukan Muslimin dengan syarat; tidak ada pengangkatan senjata selama memasuki dan pendudukan kota, mengizinkan sisa-sisa prajurit Bizantium meninggalkan kota dengan damai, dan penyerahan Yerusalem dapat diterima secara langsung oleh Khalifah Umar bin Khattab.

Abu Ubaidah yang menerima nota perjanjian itu, segera berangkat menyampaikan kabar gembira tersebut kepada Umar bin Khattab. Karena Umar sedang berada di Jabiyah, selatan Damaskus untuk menyelesaikan pengaturan administratif, akhirnya Umar menyanggupi permintaan dalam nota perjanjian, dan menjamin keselamatan warga Yerusalem. Sejak saat itu, Yerusalem resmi menjadi wilayah kekuasaan Islam.

Selama dalam kekuasaan Islam, warga Yerusalem hidup tenang dan damai, peraturan administratif yang ditetapkan Muslimin diterima tanpa timbul perdebatan. Setelah sekian lama Umar bin Khattab menyelesaikan urusannya, dia kemudian merencanakan mengunjungi Yerusalem untuk pertama kalinya. Kabar tersebut segera sampai ke telinga para penduduk Yerusalem, mereka bersuka cita dan menyiapkan segala keperluan untuk menyambut.

Namun pada hari yang ditetapkan, semua penduduk Yerusalem yang menyambut kedatangan Umar bin Khattab seketika terkejut. Mereka tidak bisa berkata-kata, ketika pemimpin tertinggi Islam datang tanpa iring-iringan mewah. Umar hanya datang sambil mengenakan pakaian lusuh penuh jahitan dengan budak setia yang telah dia merdekakan bernama Aslam. Sambil melangkah dan menuntun untanya, Umar bin Khatab berjalan di tengah-tengah masyarakatnya yang hanya diam menyaksikan kesederhanaan pemimpin.

"Lihatkah, sungguh ini adalah kesahajaan dan kegetiran yang telah dikabarkan oleh Danial sang nabi ketika dia datang ke tempat ini," kata uskup Sophronius usai menyambut kedatangan Umar.

Kemudian, uskup menemani Umar berkeliling mengunjungi tempat-tempat suci di sepanjang kota Yerusalem hingga masuk waktu zuhur. Uskup Sophronius dengan cekatan segera menyilakan Khalifah Umar untuk masuk ke dalam sebuah gereja di tengah kota dan menghamparkan kain suci untuk alas salat.

Namun tawaran salat tersebut ditolak Umar. Dia khawatir perbuatannya akan ditiru umat Islam lainnya dan mengubah fungsi gereja menjadi masjid. Umar kemudian meminta uskup untuk mengantarkannya ke bekas reruntuhan kuil Sulaiman yang masih berada di dalam kota Yerusalem.

Setelah sampai di bekas reruntuhan, Umar mendapati tempat tersebut tidak menunjukkan bekas reruntuhan, hanya timbunan sampah kotor. Bersama sahabat-sahabatnya, Umar membersihkan tempat itu hingga bersih.

Untuk kemaslahatan bersama, akhirnya Umar memerintahkan membangun masjid yang terdiri dari bangunan kayu persegi, kelak dikenal dengan Masjid Umar. Dalam perkembangannya, Masjid Umar beberapa kali mengalami pemugaran hingga akhirnya menjadi bangunan dengan menara setinggi 15 meter seperti saat ini.

sumber :http://www.merdeka.com/ramadan/masjid-umar-simbol-penaklukan-yerusalem-tanpa-pertumpahan-darah.html

Wednesday, August 8, 2012

Islam Telah Ada di Amerika Jauh Sebelum Columbus




Klaim sejarah Barat yang menyatakan Columbus sebagai penemu benua Amerika patut dipertanyakan kembali. Banyak fakta belakangan ini ditemukan, umat Islam telah memberi kontribusi jauh sebelum pelaut Spanyol tiba di tanah impian.

Pengakuan ini diungkapkan oleh beberapa sejarawan. Fareed H. Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation menyebut, "Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya."
stopthemadrassa.wordpress.com


Sejarawan Ivan Van Sertima dalam They Came Before Columbus membuktikan adanya kontak antara Muslim Afrika dengan orang Amerika asli.

Yang sangat mengejutkan, Van Sertima mengungkapkan bahwa Columbus kagum kepada penduduk Karibia sudah beragama Islam.

"Columbus juga tahu bahwa Muslim dari Pantai Barat Afrika telah tinggal lebih dulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan dan Utara," papar Van Sertima.

Menurutnya, Columbus pun mengaku melihat sebuah masjid saat berlayar melalui Gibara di pantai Kuba.

Mengenai pernyataan Van Sertima, selain bisa dibaca pada buku yang disebut di atas, juga pada karyanya yang lain, African Presence in Early America.
Dr. Barry Fell, arkeolog dan ahli bahasa dari Harvard University menulis dalam Saga America, bahwa Islam telah membangun peradaban di benua tersebut jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa. Sehingga memengaruhi banyak hal, termasuk bahasa. Sebagai contoh, bahasa yang digunakan orang Pima dan bahasa Algonquina, perbendaharaan katanya banyak yang berasal dari bahasa Arab.

Fell juga menemukan berbagai tulisan tua dalam bahasa Arab, sepperti yang ditemukan di Inyo, negara bagian California tertulis "Yasus bin Maria".



"Ini bukan fase Kristen," cetus Fell. Penggunaan kata "bin" memang berasal dari budaya Arab. Ia juga menemukan diagram serta peta yang dipahat di batu yang digunakan untuk kepentingan sekolah. Temuan itu bertarikh antara tahun 700 hingga 800 M. Bahasa pengajaran yang ditemukan itu menggunakan tulisan Arab Kufi dari Arika Utara.

Dalam Muslim in the Americas Before Columbus, penulis Youssef Mroueh memaparkan penuturan Mahir Abdal-Razzaaq El. Siapakah Mahir? Ia adalah orang indian dari suku Cherokee yang menganut agama Islam.

Menurut Mahir, penjelajah Muslim telah datang ke tanah kelahiran suku Cherokee hampir lebih dari 1.000 tahun yang lalu.

Youssef juga menulis pemimpin suku Cherokee pada tahun 1866 adalah seorang pria bernama Ramadhan Bin Wati. "Di Amerika Utara, sekurangnya terdapat 565 nama suku, perkampungan, kota dan pegunungan yang akar katanya berasal dari bahasa Arab," papar Youssef.

Bicara tentang Cherokee tentu, saja tidak bisa lepas dari Sequoyah, seorang asli suku Cherokee yang menghidupkan kembali Syllabary suku mereka pada 1821.

Syllabary adalah semacam aksara barangkali, bila kita mengenalnya dengan abjad A sampai Z maka suku Cherokee memiliki cara sendiri untuk aksara-nya. Yang membuatnya sangat luar biasa adalah ternyata aksara yang ditemukan kembali oleh Sequoyah mirip sekali dengan aksara Arab


Syllabary


Fakta lain yang meyakinkan dapat dilacak di Arsip Nasional atau Perpustakaan Kongres. Kesepakatan 1987, atau Treat of 1987 mencantumkan bahwa orang Amerika asli menganut sistem Islam dalam bidang perdagangan, kelautan, dan pemerintahan. Arsip negara bagian Carolina menerapkan perundang-undangan seperti yang diterapkan bangsa Moor.

Satu lagi fakta dalam sebuah dokumen China, yakni Dokumen Sung mencatat perjalanan pelaut Muslim ke sebuah wilayah bernama Mu-Lan-Pi. Kata ini mengartikan: Amerika.

Maka, jangan heran bila banyak nama tempat dan kota yang menggunakan kata-kata berakar dari bahasa Arab.

Di wilayah Los Angeles, kita bisa menjumpai kawasan bernama Alhambra. Kata ini serupa dengan istana yang dibangun peradaban Islam di Cordoba.

Di Amerika bagian tengah, dari wilayah selatan hingga Illionis juga terdapat nama-nama kota bernuansa Islami seperti: Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon, dan Tullahoma.

ontfin.com


Menurut Dr. A. Zahoor, nama negara bagian Alabama berasal dari kata "Allah Bamya". Sedangkan Tennesse dari kata "Tanasuh".

Selain itu ada pula yang frontal menjadikan nama Arab sebagai nama kota, seperti Mecca di Indiana, Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen di North Dakota, Medina di Ohio, serta Medina di Texas.

Di luar dari Amerika Serikat, tepatnya di wilayah Amerika Selatan terdapat nama Jamaika dan Kuba. Kata Kuba, kemungkinan besar berakar dari kata Quba - masjid pertama yang dibangun Rasulullah.


sumber :http://www.apakabardunia.com/2012/08/islam-telah-ada-di-amerika-jauh-sebelum.html

Komputer Saku Bangsa Islam Di Abad Pertengahan



Bangsa-bangsa Islam di abad pertengahan ternyata sudah punya "komputer ajaib" yang bisa membantu mengetahui waktu dan posisi benda-benda di angkasa, membantu dalam pelayaran, mempertahakan keakuratan kalender, memperkirakan gerhana, bahkan mengukur bumi.

Komputer ini umumnya tidak besar, bentuknya bundar seperti jam saku dengan diameter 15 cm saja (ada beberapa yang dibuat dalam skala besar). Astrolab, demikian namanya.

Astrolab / nicolas.brodu.numerimoire.net


Astrolab merupakan peranti astronomi yang paling penting sebelum era teleskop muncul. Ilmuwan abad pertengahan di Timur Tengah, khususnya bangsa Islam telah menggunakan alat ini untuk berbagai hal, seperti tertulis di awal artikel.

Astrolab secara prinsip sebenarnya sudah ada sejak sekitar 150 SM. Namun, bentuk fisiknya baru muncul kira-kira 400 M. Alat ini menjadi bagian penting di periode Islam sejak tahun 800 M.

Astrolab terdiri dari sebuah model langit yang tertera pada lempeng logam melingkar. Di sekliling lingkar luar lempeng logam itu terukir skala derajat, atau kadang penanda waktu. Jarum penunjuk yang bisa diputar (alidad) digunakan untuk menentukan ketinggian suatu bintang ketika peranti ini diangkat setinggi lengan yang teracung. Hasilnya kemudian terbaca pada ukuran berskala.

republika.co.id


Dengan astrolab ini, penggunannya juga bisa mengenali bintang-bintang, memprediksi kapan matahari terbit dan tenggelam setiap hari, menentukan jarak ke Mekah, menyurvei tanah, menghitung tinggi objek, hingga.... berlayar!

Tak heran, bangsa-bangsa Islam masa itu menjadi petualang tangguh baik di darat atau laut. Lewat merekalah, akhirnya astrolab diperkenalkan kepada bangsa Eropa melalui Spanyol (Moor).

Meskipun bangsa Yunani dulu sudah meyakini bentuk bumi adalah bulat, entah mengapa pada perkembangannya bangsa-bangsa di Eropa lebih menerima pendapat soal bumi yang datar. Mata mereka mulai terbuka setelah Copernicus dan Galileo-Galilei memberi pembuktian soal bumi bulat.

Padahal dalam Perjanjian Lama, kitab suci umat Kristen sendiri sudah menulis tentang bumi itu bulat. Demikian juga Quran meyakini bentuk bumi pun bulat.

Ilmuwan-ilmuwan muslim membukitkan iman mereka dengan penyelidikan lanjut, diantaranya melalui astrolab ini.

Sekitar abad 9 M, saat bangsa Islam menguasai separuh dunia, naskah-naskah ilmiah seperti karya astronom Yunani Ptolemeus diterjemahkan ke bahasa Arab. Dinasti Abbasiyah juga mendapatkan naskah-naskah Sansekerta yang kaya akan informasi tentang matematika, astronomi, dan ilmu pengetahuan lainnya.
Observatorium juga banyak dibangun di kota-kota tempat peradaban Islam berada. Di tempat ini, para ilmuwan memiliki berbagai alat paling canggih masa itu seperti astrolab, kuadran, sekstan, dan jam matahari.

Penetapan Mekah sebagai kiblat mendorong cendikiawan Muslim mempelajari ilmu falak. Sejak abad 13, banyak masjid dibangun memperkerjakan seorang astronom profesional (muwaqqit) sehingga bisa menentukan arah kiblat secara tepat. Lagi-lagi, komputer saku astrolab jadi panduan utama.

yolanitaseptiana.blogspot.com

Tidak itu saja, ilmuwan Muslim bisa menentukan tanggal dan hari-hari raya untuk ibadah berdasar pengamatan pada peredaran bulan dan matahari, dan mereka juga bisa membantu orang yang akan naik haji merencanakan rute perjalanan paling efisien ke Mekah.
Ini satu contoh ilmu mutakhir yang hingga kini diakui kebenarannya:

Tahun 1031, Abu Raihan al-Biruni sudah menyebutkan kemungkinan bahwa planet-planet berotasi mengikuti orbit yang elips, bukan bulat.

Mengukur Bumi

Ekspansi Islam ke berbagai belahan bumi menciptakan pembuatan peta bumi ini, termasuk pembuatan globe. Para pembuat peta berupaya keras melakukan pengukuran yang akurat.

Khalifah al-Makmun pernah mengutus dua tim survei ke Gurun Siria dilengkapi astrolab serta tongkat dan tali pengukur. Dua tim tersebut berjalan berlawan arah hingga mereka mengamati satu derajat perubahan ketinggian Bintang Utara. Hasil perhitungan mereka menunjukkan bahwa jarak yang mereka tempuh sama dengan satu derajat garis Lintang, atau 1/360 keliling bumi.

Monumen astrolab di Dubai / sciencephoto.com


Jadi, setelah dikalkulasi, keliling bumi dari kutub ke kutub adalah 37,369 kiometer. Perhitungan ini sangat mendekati dengan hasil teknologi modern jaman sekarang, yakni 40,008 kilometer!

Maka kesimpulannya, tak menutup kemungkinan bila peradaban bangsa Islam saat jaya dulu menyebar hingga ke ujung-ujung bumi, dan bahkan (boleh jadi) sampai ke Amerika.


Sumber:
Awake! Magazine
astrolabes


sumber :http://www.apakabardunia.com/2012/08/komputer-saku-bangsa-islam-di-abad.html

Komputer Saku Bangsa Islam Di Abad Pertengahan



Bangsa-bangsa Islam di abad pertengahan ternyata sudah punya "komputer ajaib" yang bisa membantu mengetahui waktu dan posisi benda-benda di angkasa, membantu dalam pelayaran, mempertahakan keakuratan kalender, memperkirakan gerhana, bahkan mengukur bumi.

Komputer ini umumnya tidak besar, bentuknya bundar seperti jam saku dengan diameter 15 cm saja (ada beberapa yang dibuat dalam skala besar). Astrolab, demikian namanya.

Astrolab / nicolas.brodu.numerimoire.net


Astrolab merupakan peranti astronomi yang paling penting sebelum era teleskop muncul. Ilmuwan abad pertengahan di Timur Tengah, khususnya bangsa Islam telah menggunakan alat ini untuk berbagai hal, seperti tertulis di awal artikel.

Astrolab secara prinsip sebenarnya sudah ada sejak sekitar 150 SM. Namun, bentuk fisiknya baru muncul kira-kira 400 M. Alat ini menjadi bagian penting di periode Islam sejak tahun 800 M.

Astrolab terdiri dari sebuah model langit yang tertera pada lempeng logam melingkar. Di sekliling lingkar luar lempeng logam itu terukir skala derajat, atau kadang penanda waktu. Jarum penunjuk yang bisa diputar (alidad) digunakan untuk menentukan ketinggian suatu bintang ketika peranti ini diangkat setinggi lengan yang teracung. Hasilnya kemudian terbaca pada ukuran berskala.

republika.co.id


Dengan astrolab ini, penggunannya juga bisa mengenali bintang-bintang, memprediksi kapan matahari terbit dan tenggelam setiap hari, menentukan jarak ke Mekah, menyurvei tanah, menghitung tinggi objek, hingga.... berlayar!

Tak heran, bangsa-bangsa Islam masa itu menjadi petualang tangguh baik di darat atau laut. Lewat merekalah, akhirnya astrolab diperkenalkan kepada bangsa Eropa melalui Spanyol (Moor).

Meskipun bangsa Yunani dulu sudah meyakini bentuk bumi adalah bulat, entah mengapa pada perkembangannya bangsa-bangsa di Eropa lebih menerima pendapat soal bumi yang datar. Mata mereka mulai terbuka setelah Copernicus dan Galileo-Galilei memberi pembuktian soal bumi bulat.

Padahal dalam Perjanjian Lama, kitab suci umat Kristen sendiri sudah menulis tentang bumi itu bulat. Demikian juga Quran meyakini bentuk bumi pun bulat.

Ilmuwan-ilmuwan muslim membukitkan iman mereka dengan penyelidikan lanjut, diantaranya melalui astrolab ini.

Sekitar abad 9 M, saat bangsa Islam menguasai separuh dunia, naskah-naskah ilmiah seperti karya astronom Yunani Ptolemeus diterjemahkan ke bahasa Arab. Dinasti Abbasiyah juga mendapatkan naskah-naskah Sansekerta yang kaya akan informasi tentang matematika, astronomi, dan ilmu pengetahuan lainnya.
Observatorium juga banyak dibangun di kota-kota tempat peradaban Islam berada. Di tempat ini, para ilmuwan memiliki berbagai alat paling canggih masa itu seperti astrolab, kuadran, sekstan, dan jam matahari.

Penetapan Mekah sebagai kiblat mendorong cendikiawan Muslim mempelajari ilmu falak. Sejak abad 13, banyak masjid dibangun memperkerjakan seorang astronom profesional (muwaqqit) sehingga bisa menentukan arah kiblat secara tepat. Lagi-lagi, komputer saku astrolab jadi panduan utama.

yolanitaseptiana.blogspot.com

Tidak itu saja, ilmuwan Muslim bisa menentukan tanggal dan hari-hari raya untuk ibadah berdasar pengamatan pada peredaran bulan dan matahari, dan mereka juga bisa membantu orang yang akan naik haji merencanakan rute perjalanan paling efisien ke Mekah.
Ini satu contoh ilmu mutakhir yang hingga kini diakui kebenarannya:

Tahun 1031, Abu Raihan al-Biruni sudah menyebutkan kemungkinan bahwa planet-planet berotasi mengikuti orbit yang elips, bukan bulat.

Mengukur Bumi

Ekspansi Islam ke berbagai belahan bumi menciptakan pembuatan peta bumi ini, termasuk pembuatan globe. Para pembuat peta berupaya keras melakukan pengukuran yang akurat.

Khalifah al-Makmun pernah mengutus dua tim survei ke Gurun Siria dilengkapi astrolab serta tongkat dan tali pengukur. Dua tim tersebut berjalan berlawan arah hingga mereka mengamati satu derajat perubahan ketinggian Bintang Utara. Hasil perhitungan mereka menunjukkan bahwa jarak yang mereka tempuh sama dengan satu derajat garis Lintang, atau 1/360 keliling bumi.

Monumen astrolab di Dubai / sciencephoto.com


Jadi, setelah dikalkulasi, keliling bumi dari kutub ke kutub adalah 37,369 kiometer. Perhitungan ini sangat mendekati dengan hasil teknologi modern jaman sekarang, yakni 40,008 kilometer!

Maka kesimpulannya, tak menutup kemungkinan bila peradaban bangsa Islam saat jaya dulu menyebar hingga ke ujung-ujung bumi, dan bahkan (boleh jadi) sampai ke Amerika.


Sumber:
Awake! Magazine
astrolabes


sumber :http://www.apakabardunia.com/2012/08/komputer-saku-bangsa-islam-di-abad.html

Watergate: skandal politik terbesar di Amerika


Watergate: skandal politik terbesar di Amerika


Hari ini, 38 tahun lampau, Presiden Amerika Serikat Richard Nixon harus mundur karena skandal politik paling memalukan dalam sejarah negara itu. Terbongkarnya kasus dengan sebutan Watergate ini membuat praktik politik dan jurnalisme di Negeri Paman Sam itu berubah drastis hingga sekarang, seperti dilaporkan harian the New York Times edisi 5 Juni 2005.

Kepala satuan pengamanan (satpam) Frank Wills, yang bertugas di Kompleks Perkantoran Watergate, Washington D.C, barangkali tidak mengira keberhasilannya menangkap lima maling pada dini hari 17 Juni 1972 bakal mempengaruhi masa depan Amerika. Kelima pelaku ternyata bukan pencuri biasa, melainkan anggota sayap politik Partai Republik yang hendak menyadap lawan-lawan mereka menjelang pemilihan presiden Negeri Adi Daya itu.

Di gedung Watergate, terdapat kantor pusat Partai Demokrat, rival kubu Republik. Polisi yang mencokok kelima orang itu juga langsung curiga. Mereka tidak terlihat seperti maling, karena membawa walkie-talkie, kamera kecil, dan alat penyadap. Salah satu tersangka, bernama Jim McCord, ternyata mantan pegawai Badan Intelijen Amerika (CIA).

Hanya saja, selama beberapa bulan kasus upaya penerobosan Kantor Pusat Demokrat ini menguap. Rakyat Amerika sedang dilanda euforia terpilihnya kembali Presiden Richard Nixon dari Partai Republik. Dia dikenal sebagai salah satu presiden bertangan besi dan tegas, terutama karena bersikeras mempertahankan pasukan Amerika di Vietnam.

Pada Januari 1973, publik mulai memperhatikan kembali kasus Watergate karena hakim John Sirica, selain menghukum tiga tersangka, menyatakan ada konspirasi politik menyelimuti upaya penyadapan itu.

Skandal ini kemudian mencuat setelah dua wartawan harian the Washington Post, Bob Woodward dan Carl Bernstein rutin melaporkan adanya dugaan keterlibatan Presiden Nixon. Informasi ini dibocorkan pejabat lingkaran dalam kekuasaan bernama samaran 'Deep Throat'.

Berdasarkan laporan investigatif itu, terkuak bahwa tim kampanye Nixon menyewa beberapa tenaga lepas untuk menyadap kubu lawan. Pencurian informasi untuk pemenangan pemilihan umum ini tidak hanya menimpa Partai Demokrat, namun juga banyak lembaga, termasuk kepolisian. Publik makin marah karena ketika Watergate mulai mencuat, muncul bukti kubu Nixon memaksa polisi dan jaksa menghentikan penyelidikan.

Bola panas pun bergulir, sampai akhirnya pada April 1974 Mahkamah Agung memaksa Nixon menyerahkan rekaman percakapan dirinya dengan penasihat politiknya di Gedung Putih. Kubu Demokrat pun langsung menggalang hak angket untuk memakzulkan presiden. Tidak diduga, puluhan anggota parlemen dari Partai Republik ikut mendukung upaya ini.

Tepat pada pagi hari 8 Agustus 1975, Nixon membacakan pengunduran diri disiarkan radio dan televisi nasional. Dia mengambil keputusan itu lantaran diberitahu para penasehatnya pemakzulan sudah tidak bisa dihindari.

Dia satu-satunya presiden aktif yang mundur akibat tekanan politik sepanjang sejarah berdirinya Amerika. Bahkan Presiden Andrew Johnson dan Bill Clinton yang dimakzulkan parlemen rendah tetap menjabat sampai akhir karena adanya lobi di tingkat senat.

Sejak Watergate sukses melengserkan Nixon, pemerintah Amerika memperbaiki undang-undang kampanye dan pemilihan umum. Kasus ini juga menjadi rujukan pakar hukum tata negara dari seluruh dunia soal cara parlemen memakzulkan presiden.

Dunia jurnalistik Amerika pun mendapatkan manfaat. Liputan jenis investigasi menjadi marak. Pemanfaatan sumber anonim juga menjadi tren sejak kisah jurnalis Woodward membongkar Watergate dibukukan dengan judul All the President Men bahkan dibuat adaptasi filmnya. Sang pembocor informasi 'Deep Throat' setelah 30 tahun kasus ini berlalu baru mengaku. Dia ternyata wakil kepala FBI, Mark Felt.

sumber :http://www.merdeka.com/dunia/watergate-skandal-politik-terbesar-di-amerika.html

Personal Computer Pertama di Dunia ! (+pic)



Spoiler for pic:







Kenbak-1 merupakan personal computer (PC) pertama yang muncul di muka bumi. Bentuk fisik dari PC ini tentunya sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan PC-PC sekarang. Bentuk dari Kenbak-1 sangat primitif (baca: modern untuk zaman itu). Jangan harap menemukan monitor, karena untuk mengoperasikannya Anda harus memencet serangkaian tombol dan switch dan outputnya akan ditampilkan lewat lampu. Luar biasa!

Kenbak-1 diciptakan oleh John Blankenbaker dari Kenbak Corporation pada tahun 1970 dan mulai dipasarkan pada tahun 1971. PC ini bekerja pada 1 MHz, menggunakan memori sebesar 256 bytes, dan dijual dengan harga yang menggiurkan: $750. Catatan penjualan PC ini pun bisa dibilang tidak sukses. Kenbak Corporation hanya berhasil menjual 40 biji dan akhirnya harus gulung tikar alias bangkrut pada tahun 1973. Betapa malang nasibnya. Ini adalah gambar ketika Kenbak-1 sedang beraksi menampilkan output.


sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?p=146991886

Tags

Recent Post