Latest News

Showing posts with label Dunia Sejarah. Show all posts
Showing posts with label Dunia Sejarah. Show all posts

Wednesday, September 12, 2012

Arkeolog Israel temukan penampungan air berumur tiga ribu tahun



Sejumlah ahli purbakala Israel telah menemukan sebuah tempat penampungan air kuno di Yerusalem. Penampungan ini diduga digunakan oleh peziarah dalam perjalanan menuju Kuil Sulaiman.

Otoritas kepurbakalaan Israel mengatakan penampungan itu bisa menyimpan 66 ribu galon atau 250 meter kubik air. Surat kabar The Daily Mail melaporkan, Selasa (11/9), kuil pertama tempat ditemukannya penampungan ini diperkirakan tiga ribu tahun.

Menurut kitab suci Yahudi, Taurat, kuil pertama dibangun oleh Raja Sulaiman pada tahun 10 sebelum Masehi dan dihancurkan empat abad kemudian. Tim purbakala Israel meyakini tempat penampungan air itu melayani kota kuno dan lokasinya cukup penting bagi kehidupan keagamaan di Yerusalem.

Kepala tim arkeologi dari Badan Lingkungan dan Pertamanan Israel Tvika Tsuk mengatakan tempat penampungan air yang lokasinya dekat Kuil Sulaiman ini dulunya digunakan untuk kegiatan warga sehari-hari. Peziarah juga memanfaatkan air penampungan buat minum dan mandi.


The ancient cistern found in Jerusalem: Archaeologists date this back to the times of the 'First Temple', up to 3000 years ago

The ancient cistern found in Jerusalem: Archaeologists date this back to the times of the 'First Temple', up to 3,000 years ago

Rubble in paradise: A visitor at the Western Wall where rocks are piled from when the Old City walls were demolished centuries ago. The reservoir would have been accessed through a hole in the plaza floor, which is under the rocks

Rubble in paradise: A visitor at the Western Wall where rocks are piled from when the Old City walls were demolished centuries ago. The reservoir would have been accessed through a hole in the plaza floor, which is under the rocks





Selain itu, ada bekas telapak tangan pada dinding ketika mereka dulu membuat penampungan ini. jejak ini juga ditemukan di penampungan air di Tel Beersheba, Tel Arad, dan Tel Beit Shemesh yang sezaman dengan periode Kuil Pertama.

Ketua tim penggalian, Ali Sukron, mengatakan penampungan air ini menjadi tonggak kemajuan zaman dari sistem pengairan di Yerusalem ratusan tahun lalu. "Cukup jelas terlihat konsumsi air di Yerusalem pada masa Kuil Pertama tidak hanya bersumber dari mata air Gihon tapi juga bergantung pada penampungan air umum," kata Ali.

Tim purbakala Israel mengatakan mereka bisa memperkirakan umur penampungan itu berdasarkan tanda telapak tangan di dinding semen, mirip dengan penampungan di Kuil Pertama.


Discovery: Israeli archaeologist Eli Skukrun reveals the large water reservoir from the First Temple Period (1000 BC)

Discovery: Israeli archaeologist Eli Skukrun reveals the large water reservoir from the First Temple Period

Spiritual centre: Dome of the Rock on Temple Mount in Jerusalem

Spiritual centre: Dome of the Rock on the Temple Mount in Jerusalem

The Dome of the Rock, a Muslim shrine, occupies the former site of the First Temple, built by Solomon

The Dome of the Rock, a Muslim shrine, occupies the former site of the First Temple, built by Solomon




sumber :http://www.merdeka.com/dunia/arkeolog-israel-temukan-penampungan-air-berumur-tiga-ribu-tahun.html

Tuesday, September 11, 2012

George Bush dan Misteri 9/11



Peringatan 9/11 selalu saja menjadi perhatian dan selalu ada hal lama yang diungkit kembali. Kadang pula, dimunculkan temuan atau informasi baru untuk mengiringi peringatan aksi teror di New York pada 11 September 2001 itu.

Salah satu fakta yang selalu segar dan diungkit kembali adalah kelalaian Presiden AS George W Bush dalam menyikapi informasi intelijen mengenai serangan itu. Bush sebenarnya sudah tahu bahwa Al Qaeda akan melakukan serangan di AS. Namun Bush tidak menganggap prioritas informasi itu.

Fakta menunjukkan bahwa pada 6 Agustus 2011 atau 36 hari sebelum peristiwa 9/11, Bush menerima informasi harian (presidential daily brief) dari CIA mengenai kemungkinan adanya serangan Al Qaeda ke AS.

Informasi yang dinilai penting oleh petinggi intelijen itu diberikan kepada Bush yang ketika itu tengah berlibur di ranch miliknya di Crawford. Laporan yang disodorkan kepada Bush itu diberi judul “Bin Laden Determined to Strike in U.S.”


Horrific: Footage caught the moment the second plane smashed into the South Tower of the World Trade Centre

Outrage: Smoke from World Trade Centre in New York after its hit by a plane used as a weapon by terrorist from Bin Laden's international network


Sayangnya, info berharga itu dianggap angin lalu dan pada 11 September 2011, ancaman itu menjadi kenyataan. Dua buah pesawat dibajak dan ditabrakkan ke gedung kembar WTC di New York. Amerika Serikat dan dunia pun berduka.

Sebenarnya bukan kali itu saja Bush diperingatkan mengenai bahaya itu. Pada 1 Mei 2011, informasi sejenis sampai di meja Bush. CIA menyatakan bahwa “sekelompok (teroris) sudah masuk ke AS dan merencanakan operasi teror”.

Beberapa minggu sebelumnya, pada 22 Juni 2011, kembali Bush disodor informasi penting. Kali ini menyatakan serangan Al Qaeda akan sangat besar sekali. Namun, kapan serangan itu dilakukan masih tanda tanya.

Lalu apa tanggapan Bush. Para pembisiknya memberi tahu Bush bahwa CIA mau saja dibodohi. Sebab, Al Qaeda tidak mungkin melakukan serangan di AS. Bush pun termakan bisikan itu dan mengabaikan info CIA.

Tapi CIA tidak menyerah. Mereka kemudian menyodorkan analisis mengenai informasi tersebut dan menunjukkan bahwa ancaman itu tidak main-main. Tapi, Bush tetap pada pendiriannya dan mengabaikan informasi penting itu hingga kemudian peristiwa horor itu terjadi.

Informasi penting itu terus terkubur, termasuk ketika Komisi 9/11 menyelidiki peristiwa itu. Bush tidak menyerahkan informasi penting CIA itu kepada komisi. Namun, pada 2002, informasi itu dibocorkan oleh stasiun televisi CBS.

Andaikan Bush mendengarkan CIA, bisakah Bush mencegah teror 9/11? Belum tentu juga, namun tidak selayaknya informasi intelijen dianggap angin lalu. [tjs]



sumber :http://web.inilah.com/read/detail/1903760/george-bush-dan-misteri-911

2 Abad Silam Putera Bangsa Hebat Ini Awali Hubungan RI-Jerman



Dua abad silam putera bangsa kelahiran Semarang ini telah menyamai kemampuan bangsa Eropa, sekaligus peletak fondasi hubungan RI-Jerman. Jejaknya dapat menginspirasi generasi muda untuk memajukan diri dan bangsanya.

Adalah Raden Saleh Sjarif Boestaman (Terboyo, Semarang, 1811 - Bogor, 1880), seorang aristokrat, ilmuwan, patriot dan maestro seni lukis bergaya romantisme yang digandrungi di Eropa pada abad ke-19 dan peletak pertama landasan hubungan RI-Jerman.

Atas kemampuan, jiwa pionir dan prestasi gemilangnya itu Raden Saleh ditempatkan sebagai ikon pada Resepsi Diplomatik dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-67 dan 60 Tahun Hubungan RI-Jerman baru-baru ini.





"Raden Saleh dalam hal ini telah meletakkan fondasi hubungan kedua bangsa," ujar Dubes RI untuk Republik Federal Jerman Dr. Eddy Pratomo dalam resepsi yang berlangsung di Hotel Adlon, Berlin (6/9/2012).

Menurut Dubes, yang juga dari Semarang, pada masa itu Raden Saleh juga telah memiliki visi perdamaian dunia dibuktikan dengan pesannya "Sembahlah Tuhanmu dan Cintailah Sesama Manusia."

Pesan dalam aksara Jawa itu ditorehkan Raden Saleh di dalam Masjid Kubah Biru yang dibangunnya di atas tebing tak jauh dari Istana Maxen, Jerman. Masjid ini kini menjadi salah satu landmark kota Maxen dan daya tarik wisata disana.

Pada 1829 atau 183 tahun lalu, Raden Saleh telah menjejakkan kakinya di Eropa untuk belajar seni lukis atas beasiswa dari Kerajaan Belanda dengan promotor pelukis Belgia, Antoine Payen. Di bawah bimbingan Cornelis Kruseman, Raden Saleh belajar teknik melukis potret, sedangkan pada Andries Schelfhout dia belajar melukis panorama.

Bakat Raden Saleh terbukti mengungguli para pelukis Belanda seangkatannya dan kemudian melambungkan namanya menjadi pelukis istana Kerajaan Belanda. Pada masa itu dia telah pameran di Den Haag dan Amsterdam. Selanjutnya terbuka baginya karpet merah menuju pergaulan lintas bangsa dengan sejumlah tokoh terkemuka Belanda, Jerman, Perancis, Denmark bahkan Aljazair.

Sebagian karyanya tersimpan di Rijksmuseum Amsterdam dan Museum Louvre Paris. Salah satu diantaranya, Penangkapan Pangeran Diponegoro, telah dikembalikan kepada pemerintah Indonesia pada 1978 dan konon sekarang tersimpan di Istana Merdeka, Jakarta.

Pada masa kekuasaan Raja Willem I, Raden Saleh diizinkan tinggal lebih lama di Negeri Belanda untuk belajar ilmu lain yang diminatinya selain seni lukis, antara lain Wiskunde (Matematika), Meetkunde (Geometri) dan Werktuigkunde (Mekanika). Bahkan pada masa Raja Willem II, dia mendapat dukungan untuk menambah ilmu dengan pergi ke Jerman.

Selama 5 tahun sebagai tamu kehormatan Kerajaan Sachsen (Jerman), Raden Saleh bergaul dengan berbagai seniman, pelukis, penyair, dan musisi elite kala itu, seperti Ludwig Tieck, Robert dan Clara Schumann, Karl Gutzkow, pendongeng legendaris dunia Hans Christian Andersen, Ottilie von Goethe, bahkan dengan raja Sachsen-Coburg dan Gotha Ernst II serta istrinya, Alexandrine.

Kalau Raden Saleh telah meretas hubungan antar bangsa hingga ke Jerman, sebaliknya dari pihak Jerman juga telah ada warga negaranya yang masuk ke Indonesia, saat itu masih Hindia Belanda, yakni pelukis Friedrich Justin Bertuch.

Lukisan Jakarta karya Bertuch bertahun 1820 menggambarkan latar Pejambon-Gambir dengan obyek Gereja Immanuel dan sungai Ciliwung yang masih elok dan jernih airnya. Lukisan Bertuch berusia 192 tahun itu menyentakkan kesadaran betapa indahnya alam Jakarta pada masa itu.

Lanjut Dubes, hubungan kedua bangsa yang telah terjalin sejak lama itu semakin dikuatkan dengan peresmian hubungan diplomatik pada 1952, atau 60 tahun lalu ketika Republik Indonesia masih sangat belia dan dipimpin oleh dwitunggal Soekarno-Hatta.

Rangkaian intensitas hubungan sangat baik antar warga Indonesia dan Jerman itu dituangkan dalam Pameran Foto yang ikut memeriahkan Resepsi Diplomatik kali ini.

Salah satu foto merekam kontak antar warga kedua bangsa, yang mungkin tak banyak diketahui orang, yakni ketika seorang mahasiswa Jerman yang belajar geologi dan mineral di Universitas Heidelberg, Carl A.L.M Schwaner, mengadakan perjalanan ke Kalimantan pada November 1847 sampai dengan Februari 1848 untuk melengkapi penelitian studinya.

Beberapa foto juga menunjukkan bahwa produk Siemens & Halske sudah memasuki Indonesia (Hindia Belanda saat itu) pada 1855. Bahkan salah satu produk Mercedes jenis Phaeton sudah dimiliki oleh Sunan Solo pada 1894 seperti tampak dalam salah satu foto lainnya.

Tak ketinggalan foto-foto di 'era moderen' yang merekam kegiatan Presiden Soekarno dalam atmosfir kemesraan hubungan diplomatik RI- Jerman dan BJ Habibie sebagai insinyur asing pertama dari luar Jerman yang sukses mencapai puncak karir pada Messerschmitt-Boelkow-Blohm.

Resepsi diplomatik ini, sebagaimana keterangan Counsellor Fungsi Pensosbud KBRI Berlin Ayodhia GL Kalake kepada detikcom, dihadiri oleh 500 undangan, antara lain para Dubes negara sahabat, pejabat berbagai Kementerian Jerman, anggota parlemen dan senat, yayasan politik dan pembangunan, kalangan bisnis, akademisi, politisi, lembaga persahabatan Indonesi-Jerman dan Friends of Indonesia.

Resepsi diisi berbagai sajian budaya bertema Modern Indonesia seperti Tari Cendrawasih (Bali) diiringi piano Arya Sudarga, Solo Batik Carnival, serta ditutup dengan penampilan Piano Duo Shanti dan Sonja Sungkono, yang mengiringi tamu undangan menyantap sajian khusus kuliner Indonesia seperti rendang, nasi goreng, sate dan lain sebagainya.

sumber :http://news.detik.com/read/2012/09/11/203344/2015313/10/2-abad-silam-putera-bangsa-ini-awali-hubungan-ri-jerman?991104topnews

Barang Kuno Dicuri NAZI Jerman Kini Diburu Orang



Mereka boleh dibilang detektif pencari harta karun yang dirampok. Mereka ini para ahli museum, rumah leleng, badan pemerintah, dan berbagai lembaga bertemu di Berlin, Jerman pekan ini, membahas langkah-langkah memburu barang seni yang dirampok Nazi Jerman.

Fokus pencarian yakni barang seni ataupun lukisan raksasa dan sebagainya yang hilang. Upaya menemukan barang seni yang hilang pada era Nazi Jerman ini akan dilakukan secara global.

Kantor berita AP, Kamis (14/6/2012) melaporkan, setelah 67 tahun berakhir Perang Dunia II, masih ada jutaan barang seni hilang atau dicuri selama era Nazi Jerman namun belum juga ditemukan. Benda-benda ini diambil oleh pejabat atau tentara Nazi Jerman, dibawa oleh tentara Uni Soviet diakhri perang ataupun dibawa oleh tentara Sekutu yang menguasai Jerman.

Para deteketif harta karun ini akan hadir dalam konferensi selama enam hari yang dimulai hari Jumat (15/6/2012) di kota Magdeburg, kota di Jerman timur. Konferensi yang diadakan Lembaga Hukum Shoah Eropa ini menghadirkan 35 ahli yang berdatangan dari sejumlah negara.

Fokus pencarian yakni barang seni ataupun lukisan raksasa dan sebagainya yang hilang. Upaya menemukan barang seni yang hilang pada era Nazi Jerman ini akan dilakukan secara global.

Diakui pihak penyelenggara, langkah ini tetap sulit karena belum pelatihan bagaimana menemukan barang-barang seni ini. Namun diyakini, pelatihan akan diberikan pada para peserta di sejumlah negara untuk bagaimana bisa menemukan barang-barang seni yang nilainya tak terhingga ini.


Sumber :http://www.rimanews.com/read/20120615/65903/barang-kuno-dicuri-nazi-jerman-kini-diburu-orang

Tags

Recent Post