Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) mengungkapkan sebanyak 870 juta orang dari seluruh dunia menderita kekurangan gizi kronis alias kelaparan. Organisasi di bawah naungan PBB ini memandang, meskipun angka tersebut menurun tetapi angka tersebut tidak wajar. PBB menyatakan perang terhadap kelaparan.
"Dengan hampir 870 juta orang kekurangan gizi kronis sejak tahun 2010-2012, jumlah orang kelaparan di dunia tetap tinggi," kata FAO dalam laporan kerawanan pangan tahun 2012 ini.
"Satu dari delapan orang diseluruh dunia masih kelaparan," jelas FAO seperti dikutip AFP.
Kepala FAO Jose Graziano mengungkapkan saat ini dunia memang secara teknis dan ekonomi tak bisa diduga. Ia mengaku masih melihat sekitar 100 juta anak balita yang kurus. "Meskipun begitu, angka kelaparan ini memang menurun dari 925 juta pada 2010 lalu," jelasnya
FAO juga mencermati terjadi sebuah perlambatan penurunan kelaparan di dunia. Hal ini disebabkan adanya kenaikan harga pangan hingga krisis ekonomi global. "Termasuk perubahan iklim hingga tingginya permintaan bahan bakar nabati," tutur Asisten Direktur FAO, Jomo Sundaram.
Banyak kelaparan terjadi di negara-negara berkembang. Paling banyak di negara kawasan Asia Timur dan Selatan serta Afrika.
"Dari data perkiraan pertumbuhan ekonomi terbaru menunjukkan adanya resesi besar sejak tahun 2008-2009, dimana menghasilkan perlambatan ekonomi ringan di banyak negara berkembang dan kenaikan harga pangan dalam negeri yang sangat kecil di Cina, India dan Indonesia," katanya,
Meningkatkan perjuangan melawan kelaparan akan bergantung pada pertumbuhan ekonomi yang kuat. Pertumbuhan ekonomi yang kuat, sambung FAO akan membawa pola makan yang lebih besar masyarakatnya dan karena adanya kenaikan gaji.
"Tak lupa juga tindakan pemerintah, termasuk pembiayaan khusus gizi dan program kesehatan," terang FAO
Banyak kelaparan terjadi di negara-negara berkembang. Paling banyak di negara kawasan Asia Timur dan Selatan serta Afrika.
"Dari data perkiraan pertumbuhan ekonomi terbaru menunjukkan adanya resesi besar sejak tahun 2008-2009, dimana menghasilkan perlambatan ekonomi ringan di banyak negara berkembang dan kenaikan harga pangan dalam negeri yang sangat kecil di Cina, India dan Indonesia," katanya,
Meningkatkan perjuangan melawan kelaparan akan bergantung pada pertumbuhan ekonomi yang kuat. Pertumbuhan ekonomi yang kuat, sambung FAO akan membawa pola makan yang lebih besar masyarakatnya dan karena adanya kenaikan gaji.
"Tak lupa juga tindakan pemerintah, termasuk pembiayaan khusus gizi dan program kesehatan," terang FAO
No comments:
Post a Comment