Terkadang,  kita menggunakan benda-benda  sehari-hari dengan enjoy saja tanpa tidak  tahu/mau tahu tentang seluk  beluk benda tersebut seperti penemunya, cara  kerja mekaniknya dan  teknologi yang digunakan. Akan tetapi berkat kerja  keras para ilmuwan  dari NASA atau National Aeronautics and Space Administration   yang meneliti dan melakukan segala daya upaya untuk mengembangkan   peralatan angkasa luar, maka jadilah teknologi tersebut teraplikasi pada   benda-benda yang mungkin kamu gunakan tiap harinya. Berikut ini saya   menginformasikan 10 penemuan teknologi dari NASA yang kebanyakan kita  gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Penemuan pertama: Filter Air.
Air,   adalah zat yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Karena   manusia tak dapat hidup tanpa air, kemampuan untuk menyuling air kotor   menjadi air bersih adalah pencapaian yang luar biasa dari ilmu   pengetahuan.
Para  astronot butuh cara untuk  mendapatkan air bersih di luar angkasa,  karena bakteri dan penyakit  dapat menjadi lebih mematikan di angkasa.  Teknologi penyaringan air  telah dikenal sejak awal 1950an, tetapi NASA  ingin mengetahui bagaimana  memurnikan air pada situasi yang ekstrim dan  menjaga air tetap bersih  untuk periode yang lama.
Jika  kau melihat filter  air, kau biasanya dapat menemukan  bongkahan-bangkahan kecil arang di  dalam filter. Terkadang, ketika kamu  pertama kali menggunakan filter  air, kamu akan menemukan flek hitam  kecil dari bongkahan-bongkahan itu.  Arang ini diaktivkan dan mengandung  ion-ion perak yang menetralkan  bakteri pathogen dalam air. Bersamaan  dengan membunuh bakteri dalam  air, filter juga menekan pertumbuhan  bakteri. Perusahaan-perusahaan  besar telah menerapkan teknologi ini dan  telah membawa pada kita sistem  penyaringan air. Jutaan orang telang  menggunakan filter air dirumah  mereka tiap hari.
2. Penemuan kedua: Peralatan-Peralatan Tanpa  Kabel.
Ketika   kamu membersihkan debu dan kotoran di lantai rumah menggunakan  penyedot  debu tanpa kabel, kau sedang menggunakan teknologi yang sama  dengan  yang digunakan astronot di bulan. Meskipun Black & Decker  telah  menemukan pertama kalinya alat-alat bertenaga batterai pada tahun  1961,  penemuan yang mirip dari NASA menyempurnakan teknologi dari  Black &  Decker seperti instrumen medis nirkabel atau penyedot debu  bentuk  genggam dan lain-lain.
Pada  pertengahan  1960an, dalam persiapan misi Apollo ke bulan, NASA  memerlukan alat  untuk mengambil sampel dari batuan dan tanah di bulan.  Bor menjadi  kecil dan ringan, kompak dan cukup bertenaga untuk menggali  lebih dalam  permukaan bulan. Karena mencari colokan listrik di bulan  sangatlah  tidak mungkin, NASA dan Black & Decker menemukan dan  mengembangkan  alat-alat bertenaga batterai, bor magnet. Digunakan dalam  konteks  lingkungan luar angkasa, Black & Deckermengembangkan sebuah  program  komputer untuk peralatan yang mengurangi konsumsi daya dan   memaksimalkan penggunaan batterai.
Setelah   proyek NASA, Black & Decker mengaplikasikan prinsip kerja peralatan   tadi untuk membuat peralatan lain menjadi bertenaga batterai yang dapat   digunakan masyarakat sehari-hari.
3. Penemuan ketiga: Lapisan Khusus Pada  Jalan.
Lapisan   pada jalan raya ini memungkinkan gaya gesek yang lebih tinggi terhadap   ban untuk menekan jumlah kecelakaan akibat tergelincir. Nah lapisan  ini  pada awalnya digunakan oleh NASA pada lapangan udara tempat pesawat  ulak  alik mendarat.
Sekarang,  banyak  jalan-jalan tol diseluruh dunia menggunakannya untuk menambah  gaya  gesek pada ban sehingga grip lebih kuat. Inti permasalahannya  adalah  menjadikan pijakan tidak licin meski terdapat air sekalipun pada   permukaannya. Contoh, pada kolam renang modern juga terdapat lapisan ini   pada tepiannya.
4. Penemuan keempat: Detektor Asap Yang  Dapat Disetel.
Dimana   ada asap, pasti ada api. Para insinyur NASA tahu pakta simpel itu   ketika mereka mendesain Skylab pada tahun 1970an. Skylab adalah stasiun   luar angkasa pertama milik Amerika, dan para astronot harus tahu jika   api dan asap tidak boleh ada di dalam ruangan stasiun. Bekerja sama   dengan perusahaan Honeyball, NASA menemukan detektor asap pertama dengan   tingkat kesensitifitasan yang berbeda-beda untuk menekan kesalahan   bunyi alarm.
Untuk  memasarkan pada konsumen,  produk ini dinamakan ionization smoke  detector. Yang berarti alat ini  menggunakan sebuah elemen radio aktif  bernama americium-241 untuk  mendeteksi asap dan gas berbahaya. Ketika  partikel bersih(oksigen dan  nitogen) bergerak melalui detektor,  americium-241 mengionisasi partikel  tersebut, yang menghasilkan partikel  elektrik. Jika partikel asap  memasuki detektor, asap akan mengganggu  interaksi detektir dan oksigen,  dan kemudian memicu alarm untuk  berbunyi.
5. Penemuan kelima: Telekomunikasi Jarak  Jauh.
Telepon   jarak jauh mungkin sudah bukan hal asing bagi sebagian besar kita.   Telepon seluler dan sarana layanan melalui VoIP telah menjadi teknologi   murah meriah sekarang ini. Meski penemu telepon bukanlah orang NASA,   akan tetapi yang dimaksud telekomunikasi jarak jauh disini bukan sekedar   telepon saja. Bahkan teknologi itu dikembangkan beberapa dekade   lamanya.
Sebelum  manusia dikirim ke luar  angkasa, NASA membangun satelit-satelit yang  dapat dikomunikasikan  dengan manusia di bumi dan menunjukkan seperti apa  luar angkasa itu.  Menggunakan teknologi satelit yang sama, sekitar 200  satelit komunikasi  diorbitkan di luar angkasa setiap harinya.  Satelit-satelit ini  mengirim dan menerima pesan. Satelit-satelit ini  membuaat kita dapat  menelepon teman kita di Italia sementara kita berada  di Indonesia. NASA  mengawasi lokasi dan kondisi tiap satelitnya dan  memastikan kita dapat  menikmati sarana komunikasi jarak jauh setiap  harinya.
6. Penemuan keenam: Teknologi Sol Sepatu.
Saat ini sepatu athletik mengadopsi  teknologi dari sepatu boot yang digunakan Neil Armstrong. Bagaimana  bisa?
Seluruh   pakaian luar angkasa didesain untuk misi Apollo termasuk desain   sepatunya. Sepatu yang dipakai para astronot menggunakan pegas kecil   yang ditanamkan dalam bagian bawah sepatu. Pegas ini membantu para   astronot untuk melangkah lebih nyaman di bulan. Berbagai perusahaan   sepatu athletik mengadopsi teknologi ini untuk membuat sepatu yang dapat   mengurangi dampak buruk pada kaki dan persendian di kaki.
Pada   pertengahan 1980an, perusahaan sepatu KangaROOS USA mengaplikasikan   prinsip kerja teknologi ini dan material yang dipakai sepatu astronot   pada jajaran model sepati athletik baru yang diproduksi secara masal.   Dengan bantuan dari NASA, KangaROOS mematenkan teknologi busa Dynacoil   three-dimensional polyurethane yang mendistribusikan gaya pada kaki yang   timbul ketika berjalan atau berlari. Dengan mencampurkan serat kedalam   bahan busa, sepatu KangaROOS menyerap energi dari kaki yang menghantam   landasan/jalan, dan memantulkan kembali energi itu ke kaki.
Sekarang, perusahaan-perusahaan sepatu lain, AVIA, juga menggunakan  teknologi sepatu astronot pada sepatu athletik.
7. Penemuan ketujuh: Thermometer Telinga.
Memeriksa   suhu badan ketika sakit dapat menjadi sebuah pekerjaan yang rumit.   Thermometer standard(mercury) sangat sulit untuk dibaca, dan jenis yang   rektal sungguh tidak nyaman untuk digunakan. Pada tahun 1991,   thermometer inframerah yang ditempatkan pada telinga merubah segala   kesulitan tadi, menyederhanakan dan mempercepat proses pemeriksaan.
Diatek,   yang mengembangkan jenis thermometer ini, melihat bahwa lamanya waktu   perawat dalam memeriksa suhu sangatlah perlu penanganan. Sekitar satu   milyar kali pengecekkan suhu yang terjadi di rumah sakit di Amerika yiap   tahunnya, perusahaan berpikir untuk menyelamatkan waktu yang berharga   dan terbuag dalam pengecekkan dengan menggunakan mercury. Sebagai   pengganti, Diatek mengambil keuntungan dari teknologi NASA tentang   kemajuan dalam bidang teknologi suhu bintang dengan teknologi   inframerah.
Bersama  dengan laboratorium Jet  Propulsion milik NASA, perusahaan Diatek  menemukan sensor inframerah  yang layak untuk ditanamkan dalam  thermometer. Thermometer telinga  dengan sensor infra merah mengambil  suhu pada telinga yang dikeluarkan  oleh gendang telinga pada lubang  telinga. Karena gendang telinga berada  pada bagian dalam tubuh, gendang  telinga bersuhu sama dengan suhu  dalam tubuh alias lebih presisi dalam  hasil yang terdeteksi.  Thermometer infra merah yang berada di rumah  sakit dapat mengukur suhu  kurang dari 2 detik.
 
 
 
 
 

 
No comments:
Post a Comment